Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Wednesday, January 20, 2021

Gaya Kepemimpinan Situasional

Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi. Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan situasional dijelaskan dalam beberapa teori, antara lain: 

Hersey dan Blanchard mengungkapkan teori kepemimpinan yang dikenal dengan “Cycle Theory of Leadership” pada tahun 1982 yang bertolak dari siklus kehidupan manusia. Menurut penelitian yang mereka temukan bahwa gaya kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lain. Untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif harus diawali dengan mendiagnosis situasi sebaik-baiknya.

Gaya kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2003:317) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di antara hal-hal berikut ini:
  1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.
  2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
  3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu.

Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan yang satu ini, Menurut Hersey dan Blanchard, ada empat gaya dasar yang terkait dengan teori kepemimpinan situasional. Melansir Cleverism, keempatnya adalah:

  • Mengarahkan/telling (S1): Pemimpin memberi tahu bawahan apa yang harus dilakukan, kemudian menjelaskan bagaimana cara melakukannya. Tahap ini mirip dengan gaya kepemimpinan otokratis.
  • Menjual/selling (S2): Pemimpin bertujuan ‘menjual’ ide dan pesan kepada bawahan untuk membuat mereka paham dan ikut serta dalam proses dan tugas. Tahap ini melibatkan supervisi serta diskusi proaktif antara pemimpin dan bawahan.
  • Berpartisipasi/participating (S3): Tahap ini menggunakan pendekatan demokratis yang memungkinkan pemimpin memberi lebih banyak kelonggaran bagi bawahannya. Pemimpin masih mengarahkan di beberapa area. Akan tetapi, bawahan berperan aktif untuk membuat keputusan dan menentukan cara menyelesaikan tugas.
  • Mendelegasikan/delegating (S4): Ini adalah tahap terakhir di mana pemimpin sepenuhnya “lepas tangan” terhadap cara kerja bawahan. Dalam artian, pemimpin sudah tidak lagi terlibat dalam proses pembuatan keputusan karyawan. [1]

Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior).  Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan atau dikombinasi dari kedua perilaku utama dari pemimpin yang kemudian menghasilkan empat gaya dasar kepemimpinan. Keempat gaya kepemimpinan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Gaya Intruksi         

Seorang pemimpin dengan gaya intruksi menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan (dalam perilaku tugas) dan sedikit dukungan (dalam perilaku hubungan). Pimpinan memberikan intruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan para pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka dan dicirikan dengan komunikasi satu arah. Inisiatif pemecah masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikut dan memberitahukan mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan dimana melaksanakan tugas.

b. Gaya Konsultasi

Seorang pemimpin dengan gaya konsultasi menunjukkan perilaku yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin dengan gaya ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil dan mau menerima pendapat dari pengikutnya, tetapi pemimpin masih harus tetap terus memberikan pengawasan dalam menyelesaikan tugas-tugas pengikutnya atau bawahannya serta pengambilan keputusan tetap pada pemimpin. Telah melakukan komunikasi dua arah antara pemimpin dan bawahan.

c. Gaya Partisipasi

Pemimpin dengan gaya partisipasi menekankan pada banyak memberikan dukungan dan sedikit dalam pengarahan. Pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan para bawahan saling tukar-menukar ide/gagasan dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas. Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Komunikasi dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin secara aktif mendengarkan. Hal ini wajar karena bawahan/pengikut telah memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas.

d. Gaya Delegasi

Pemimpin dengan gaya delegasi memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin dengan gaya ini mendelegasikan secara keseluruhan keputusan-keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada bawahannya. Sehingga bawahannyalah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan petunjuk mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri. [2]
 
Nah, inilah sedikir penjelasan tentangpemimpin Situasional, semoga bermanfaat

-----------------------------------------------------------------------------------------
Referensi
 
[1] https://glints.com/id/lowongan/gaya-kepemimpinan-situasional/#.YB1PqOoxXiw 
[2] https://www.kajianpustaka.com/2016/04/gaya-kepemimpinan-situasional.html

No comments:

Post a Comment

Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya