Baru kusadari, ternyata suasana terasa sepi. Beberapa menit lalu masih terdengar canda tawa anak-anak tetangga yang bermain di depan rumahnya. Kutengok jam di sudut layar komputer, tertera angka 23.15. Ternyata memang sudah malam, pantas saja sudah sepi.
Teringat pesan Ibu tadi, agar memeriksa kandang ayam di belakang rumah sebelum tidur. Langsung saja kumatikan komputer dan beranjak pergi menuju pintu keluar. Teek ... tiba-tiba terdengar suara dari meteran listrik, bersamaan dengan itu semua lampu juga padam. Segera kuperiksa keluar, ternyata rumah tetangga sekomplek juga padam, mati lampu total rupanya. Kalau begini, tugasnya jadi dua pikirku, memeriksa dan mengamankan kandang.
Berbekal senter dari handphone, segera kulangkahkan kaki menuju kandang yang berjarak sekitar 100 meter di belakang rumah. Baru sekitar sepuluh langkah, semilir angin terasa membelai tengkuk dan memancing bulu kuduk jadi bergetar. Mungkin mau hujan pikirku, biasanyakan diawali tiupan angin kencang. Sreeekk ... mendadak lamunanku buyar, langsung kutolehkan wajah ke arah suara sambil mengarahkan cahaya flash handphone yang tidak seberapa. Sepertinya suara gesekan dedaunan ditiup angin, pikirku sambil menenangkan bulu kuduk yang mendadak kajung.
Datak jantung juga kenapa ikut mempercepat kerjanya, semakin membuatku ragu untuk melanjutkan langkah.
Kuberanikan diri untuk terus melangkah, semakin lama semakin cepat. Entah mengapa, indera pendengaranku semakin tajam, terdengar seperti ada langkah kaki dari arah belakang. Perasaan tadi aku sendirian, terus itu siapa?. Pikiranku semakin tidak karuan, membuat langkahku semakin cepat. Anehnya, langkah kaki ini seperti tidak menyentuh tanah, aduh bagaimana ini. Tiba-tiba, braakkk ... 😱
No comments:
Post a Comment
Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya