Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Sunday, January 31, 2021

KEBAIKAN VS KEBURUKAN

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

إِنَّ لِلْحَسَنَةِ ضِيَاءً فِي الْوَجْهِ، وَنُورًا فِي الْقَلْبِ، وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ، وَقُوَّةً فِي الْبَدَنِ، وَمَحَبَّةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ، وَإِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ وَالْقَلْبِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضَةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ

“Sesungguhnya pada KEBAIKAN terdapat sinar pada wajah, cahaya dalam hati, kelapangan dalam rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati makhluk. Sesungguhnya pada KEBURUKAN terdapat kegelapan pada wajah, gulita pada alam kubur dan hati, kelemahan pada badan, kekurangan dalam rezeki, dan kebencian pada hati makhluk.” 
 
[Al-Jawab Al-Kafy hal. 62]

Saturday, January 30, 2021

Servant Leadership Style

In this review, we will discuss the Servant Leadership leadership style.

Servant leadership is a leadership that starts from a sincere feeling that arises from the heart to serve, placing the needs of followers as a priority, getting things done with others and helping others in achieving a common goal. 

The concept of Servant Leadership was first introduced by Robert K. Greenleaf in 1970 in his book The Servant as Leader. Robert K. Greenleaf is Vice President of the American Telephone and Telegraph Company (AT&T). According to Greenleaf, Servant Leadership is someone who becomes a servant first. It starts with the natural feeling that someone who wants to serve must first serve. Then conscious choice brings someone to lead. [1]

to strengthen our understanding, still from the same source explained that several theories say:

Gaya Kepemimpinan Servant

Pada ulasan kali ini, kita akan bahas tentang Gaya kepemimpinan Servan Leadership.

Servant leadership atau kepemimpinan pelayan adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani, menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama. 

Konsep Servant Leadership pertama kali dikenalkan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970 dalam bukunya The Servant as Leader. Robert K. Greenleaf adalah Vice President American Telephone and Telegraph Company (AT&T). Menurut Greenleaf, Servant Leadership adalah seseorang yang menjadi pelayan lebih dahulu. Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang ingin melayani, harus terlebih dulu melayani. Kemudian pilihan secara sadar membawa seseorang untuk memimpin. [1]

Friday, January 29, 2021

Laissez-faire Leadership Style

Laissez-faire comes from French which means 'permission to act'. Laissez-faire is a type of leadership style that tends to be passive. Leaders with this leadership style will allow others to make decisions. You leave the decision entirely in the hands of the group. However, this does not mean that you should not interfere in the discussion process. In this process, you are more of a supervisor.

In the discussion process, you will give positive and negative impacts of every decision taken. So even if you leave the decision entirely in the hands of the group, you don't let them make decisions without direction. However, like democratic leaders , the  laissez-faire style is not suitable for use at critical times because it will hinder decision making.[1]

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

Laissez-faire berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘izin bertindak’. Laissez-faire adalah tipe gaya kepemimpinan yang cenderung pasif. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini akan membiarkan orang lain untuk mengambil keputusan. Anda menyerahkan keputusan sepenuhnya di tangan kelompok. Namun hal ini bukan berarti Anda tidak ikut campur dalam proses diskusi. Dalam proses ini, Anda lebih berperan sebagai pengawas.

Dalam proses diskusi, Anda akan memberikan dampak positif dan negatif dari setiap keputusan yang diambil. Jadi meskipun Anda menyerahkan keputusan sepenuhnya ke dalam tangan kelompok, Anda tidak membiarkan mereka mengambil keputusan tanpa arah. Namun, sama seperti pemimpin democratic, gaya  laissez-faire tidak cocok digunakan pada saat kritis karena akan menghambat pengambilan keputusan.[1]

Thursday, January 28, 2021

Egalitarian Leadership Style

The definition of egalitarian is the equality of degrees for every human being. Every human being has the same degree before God regardless of position, wealth, lineage, ethnicity, race, class, and so on, but because of the attitude of each individual.

Etymologically or according to language, the word egalitarian comes from French: Egal, egalite or egalitaire , which means the same, there is no difference.

The term egalitarian became famous during the French Revolution which resulted in the creation of the Declaration des droits de l'homme et du Citoyen (Statement of the Rights of Humans and Citizens) in 1789, with the motto: Liberte, Egalite, Fraternite (Independence, Equality, Brotherhood) which finally Human rights are enshrined in the French constitution.

Gaya Kepemimpinan Egaliter

Pengertian egaliter adalah persamaan derajat pada setiap manusia. Setiap manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan Tuhan tanpa membedakan kedudukan, kekayaan, keturunan, suku, ras, golongan, dan sebagainya, melainkan karena sikap masing-masing individu.

Secara etimologi atau menurut bahasa, kata egaliter berasal dari bahasa Perancis : Egal, egalite atau egalitaire, yang berarti sama, tidak ada perbedaan.

Istilah egaliter menjadi terkenal saat terjadi Revolusi Prancis yang mengakibatkan terciptanya Declaration des droits de l’homme et du Citoyen (Pernyataan Hak Hak Manusia dan Warga Negara) tahun 1789, dengan semboyan: Liberte, Egalite, Fraternite (Kemerdekaan, Persamaan, Persaudaraan) dimana akhirnya Hak Asasi Manusia (HAM) dicantumkan pada konstitusi Prancis.

Wednesday, January 27, 2021

Militaristic Leadership Style

The militaristic leadership type is the type of leadership in which in moving his subordinates, the command to achieve goals is used as the main tool. Really likes to use rank and position in moving subordinates. Act as sole ruler. Demands high discipline and absolute obedience from subordinates. Does not want to accept criticism from subordinates.

Militaristic Leadership Characteristics

(1) use more command/command systems, harsh and very authoritarian, rigid and often unwise,

(2) requires absolute obedience from subordinates,

(3) very fond of formality, ritual ceremonies and signs of excessive grandeur,

(4) demands strict and rigid discipline from subordinates,

(5) does not want suggestions, proposals, suggestions, and criticisms from subordinates,

(6) communication only takes place in one direction.

Gaya Kepemimpinan Militeristis

Tipe Kepemimpinan militeristis adalah tipe kepemimpinan yang dalam menggerakan bawahanya, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama. Sangat suka meggunakan pangkat dan jabatan dalam menggerakan bawahan. Berprilaku sebagai penguasa tunggal. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan Tidak mau menerima kritikdari bawahan.

Ciri Kepemimpinan Militeristik

(1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,

(2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,

(3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,

(4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,

(5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,

(6) komunikasi hanya berlangsung searah.

Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya. 

Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik yaitu lebih banyak dalam
menggunakan sistem perintah atau komando, keras dan sangat begitu otoriter, kaku dan seringkali untuk kurang bijaksana; menghendaki adanya kepatuhan yang mutlak dari bawahan; sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan; menuntut adanya sebuah disiplin yang keras dan kaku dari para bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung searah.

 

Tuesday, January 26, 2021

Paternalistic Leadership Style

Paternalistic leadership is a leader who considers his subordinates as immature human beings. Being too protective of subordinates . Rarely gives the opportunity to subordinates to make decisions.

Therefore, there is rarely a delegation of authority. Rarely provide opportunities for subordinates to develop creative power initiatives. Often thinks he is omniscient . 

Paternalistic leadership is identified with fatherly leadership with the following characteristics: 

Gaya Kepemimpinan Paternalistik

Kepemimpinan Paternalistik adalah pemimpin yang Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.Bersikap terlalu melindungi bawahan.Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.

Oleh karena itu, jarang ada pelimpahan wewenang. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya kreasi. Sering menganggap dirinya maha tahu. 

Monday, January 25, 2021

Ayat Kursy Vs Ilmu Kebal

Kisah nyata yang disampaikan oleh seorang mantan dukun yang sekarang sudah bertaubat bahkan menjadi seorang dai di daerah timur tengah sana.

Kisahnya ketika beliau masih menjadi dukun atau orang tidak normal beliau paling suka memamerkan ilmu kekebalan miliknya.

Pada suatu ketika saat beliau sedang memamerkan kekebalanya dengan menusukan pisau ke perut nya .

ada salah satu pemuda yang membaca ayat kursi.dan yang terjadi adalah tembuslah pisau tersebut mengenai perut dukun tersebut yang biasanya tidak tergores sama sekali.

Sunday, January 24, 2021

Hati yang Dicintai Setan

Syaikh wahid Abdussalam baly Hafidzahulloh berkata:

Ketahuilah wahai saudaraku muslim sekalian....

Bahwa syaithon tidak akan masuk kecuali kepada seseorang yg memiliki hati yang kosong dari dzikir, taqwa, ikhlas dan yakin, maka dengan itu syaithon melancarkan godaannya , maka syaithon mendapat tempat yg kosong , maka syaithon akan bertahan dan bertempat tinggal disitu.

Dan adapun bila hati dipenuhi dg keimanan dan dihiasi dg ketakwaan dibentengi dg dzikir , maka tidak ada kemampuan syaithon dan tidak ada jalan utk menggodanya.
Dan *kehancuran yg besar apabila hati dipenuhi hawa nafsu dan syahwat yg keduanya adalah kekuatan syaithon yg tidak bisa dikendalikan.

Hal ini seperti seekor anjing yg kelaparan berjumpa dengan seorang yg membawa daging ,setiap orang itu mengusir anjing itu akan kembali lagi. Namun jika orang itu menyembunyikan daging dari tangannya , maka anjing itu akan berputus asa dan pergi.

---------------------------------------------------------

( Wiqoyatul insan minal jin wa syaithon )
... terjemahannya judul
📚 Buku Ruqyah Jin Sihir dan Terapinya. Syekh Salam bali

Saturday, January 23, 2021

Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Dalam beberapa pembahasan, gaya kepemimpinan konsultatif ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya kepemimpinan partisipatif. Pasalnya gaya kepemimpinan partisipatif  menghendaki adanya peran aktif dari bawahan untuk mendukung atasan.

Keterlibatan bawahan dalam hal ini anak buah sangat besar dalam proses pengambilan keputusan hingga apapun yang ditentukan oleh atasan. Namun penerapan gaya kepemimpinan konsultatif ini lebih kepada atasan yang meminta pendapat bawahan atas keputusan yang akan diambil.

Jika dalam gaya kepemimpinan demokratis peran bawahan menjadi sangat penting karena memiliki derajat yang sama besarnya dengan atasan dalam mengambil keputusan. Sementara dalam gaya kepemimpinan konsultatif ini, peran bawahan juga tetap cukup besar, namun sifatnya hanya menjadi konsultan bagi atasan.

Dengan kata lain, atasan akan selalu berkonsultasi atau berdiskusi dengan bawahan namun hak mutlak pengambilan keputusan masih ada di tangannya.

Consultative Leadership Style

In several discussions, this consultative leadership style becomes an inseparable part of the participatory leadership style. Because the participatory leadership style requires an active role from subordinates to support superiors.

The involvement of subordinates in this case is very large in the decision-making process to whatever is determined by the superior. However, the application of this consultative leadership style is more for superiors who ask for subordinates' opinions on decisions to be taken.

If in a democratic leadership style the role of subordinates becomes very important because they have the same degree as superiors in making decisions. While in this consultative leadership style, the role of subordinates also remains quite large, but its nature is only to be a consultant to superiors.

In other words, superiors will always consult or discuss with subordinates but the absolute right to make decisions is still in their hands.

Friday, January 22, 2021

Gaya Kepemimpinan Instruktif

Gaya kepemimpinan instruktif adalah gaya yang menekankan instruksi atau pengarahan langsung dari atasan pada bawahan (-bawahan baru)Biasanya sifat instruksi atau pengarahan itu sendiri sangat spesifik. Seperti tugas apa yang harus dilakukan, bagaimana hingga kapan harus dilakukan.

Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan instruktif akan memberikan pengawasan lebih kepada bawahan atau anak buah yang baru bekerja. Selain itu kepemimpinan instruktif ini juga memiliki kadar direktif yang relatif tinggi.

Kadar supportifnya juga rendah sehingga dianggap tidak efektif untuk menggali potensi sumber daya manusia dari bawahan. Bahkan gaya kepemimpinan yang satu ini bisa membuat kualitas pegawai lebih rendah.

Instructive Leadership Style

Instructive leadership style is a style that emphasizes direct instruction or direction from superiors to subordinates (new subordinates) Usually the nature of the instruction or directive itself is very specific. Such as what tasks must be done, how until when to do.

A boss who applies an instructive leadership style will provide more supervision to subordinates or new employees. In addition, this instructive leadership also has a relatively high level of directive.

The level of support is also low so it is considered ineffective to explore the potential of human resources from subordinates. Even this one leadership style can make the quality of employees lower.

Thursday, January 21, 2021

Membumikan Al Qur'an

Al Qur'an itu adalah Syifa yang merupakan penyembuh yang menjadi haknya Allah berbeda dengan Dawa yang merupakan obat yang hanya meredakan tapi belum tentu menyembuhkan⁣

Al Qur'an merupakan kalimat-kalimat Allah yang menjadi kuasa Allah terhadap apapun termasuk penyakit. Contohnya ruqyah Jibril, Jibril meruqyah dengaan doa yang merupakan dengan mengatas nama kan Allah. Maknanya doanya pun menjadi mulia karena mengatasnamakan Allah Tuhan semesta alam.⁣

Al Qur an itu bersifat Syifa dan juga Furqon, ketika Al Qur'an di bacakan kepada jasad yang di kuasai syaitan maka syetan akan panik, membuat sakit bahkan menguasai ruh. Lalu setelah itu mulailah nampak musuh kita yaitu syaitan.⁣

Situational Leadership Style

As the name suggests, the situational leadership style emphasizes the influence of the environment and situation. In its application, situational leadership style is described in several theories, including: 

Hersey and Blanchard revealed a leadership theory known as the " Cycle Theory of Leadership " in 1982 which started from the cycle of human life. According to research they found that leadership styles tend to vary from situation to situation. To apply an effective leadership style, it must begin with diagnosing the situation as well as possible.

Situational leadership style according to Hersey and Blanchard in Thoha (2003:317) is based on the interrelationships between the following:
  1. The number of directions and directions given by the leadership.
  2. The amount of socio-emotional support provided by the leadership.
  3. The level of readiness or maturity of followers shown in carrying out specific tasks, functions, or goals.

To find out the characteristics of this one leadership, According to Hersey and Blanchard, there are four basic styles associated with situational leadership theory. Launching Cleverism , the four are:

Wednesday, January 20, 2021

Ibadah yang Mendekatkan Syetan

*KENAPA BANYAK ORANG YANG BER'DZIKIR DAN IBADAH, TAPI JUSTRU MEMBUAT DIA SEMAKIN DEKAT DENGAN SETAN (IBLIS)*
••• ════ ༻🚫༺ ════ •••

Seorang murid bertanya kepada gurunya (Imam Al Ghazali) :

“Syeikh, bukankah dzikir dan ibadah bisa membuat seseorang beriman lebih dekat dengan ALLAH Ta’ala dan SETAN akan berlari menjauh darinya ??"

“Benar,” Jawab Imam al-Ghazali

“Namun kenapa ada orang yang semakin rajin ber'dzikir dan ibadah justru malah semakin dekat dengan SETAN laknatullah ?”
Lanjut Sang Murid

Gurunya yang diberi gelaran Hujjatul Islam inipun menjawab :

Gaya Kepemimpinan Situasional

Seperti namanya, gaya kepemimpinan situasional menekankan pada pengaruh lingkungan dan situasi. Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan situasional dijelaskan dalam beberapa teori, antara lain: 

Hersey dan Blanchard mengungkapkan teori kepemimpinan yang dikenal dengan “Cycle Theory of Leadership” pada tahun 1982 yang bertolak dari siklus kehidupan manusia. Menurut penelitian yang mereka temukan bahwa gaya kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi yang lain. Untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif harus diawali dengan mendiagnosis situasi sebaik-baiknya.

Gaya kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2003:317) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di antara hal-hal berikut ini:
  1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.
  2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
  3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu.

Tuesday, January 19, 2021

Hobi Memanah, Hobi yang Berpahala

Bagi sebagian kalangan, memanah barangkali hanya untuk sekadar olahraga atau untuk bersenang-senang (fun). Namun, bagi kaum muslimin, tujuan memanah lebih dari itu, yakni menghidupkan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Apa saja keutamaan memanah menurut hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam? Mari kita simak berikut ini.

1. Harun bin Ma’ruf telah memberitahukan kepada kami, Ibnu Wahb telah memberitakan kepada kami, Amru bin Al-Harits telah memberitakan kepadaku, dari Abu Ali Tsumamah bin Syufayy, bahwa ia telah mendengar Uqbah bin Amir berkata,

‘Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda ketika di atas mimbar,

Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki” (QS. Al-Anfaal: 60). Ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwasanya kekuatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah )

Monday, January 18, 2021

Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Kepemimpinan birokrasi barangkali dapat didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi para pegawai untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan mengarahkan organisasi agar lebih kompak dan kondusif, dengan cara menerapkan konsep, nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan ketrampilan melalui kewenangan yang dimilikinya.

Legitimasi kewenangan ini pula yang digunakan Weber ketika menyusun model
kepemimpinan birokrasi (Weberian). Model kepemimpinan birokrasi Weberian,
101 sebagaimana karakteristik kelembagaan birokrasi Weber, cenderung berorientasi pada kekuasaan secara rasional, legal dan hierarkis, serta pengawasan yang kaku. 

Bureaucratic Leadership Style

Bureaucratic leadership may be defined as a process of influencing employees to complete a job, and directing the organization to be more compact and conducive, by applying concepts, values, ethics, character, knowledge, and skills through its authority.

The legitimacy of this authority is also used by Weber when developing the
bureaucratic leadership model (Weberian). The Weberian bureaucratic leadership model,
as characteristic of Weber's bureaucratic institutions, tends to be oriented towards power rationally, legally and hierarchically, as well as rigid supervision. 

Sunday, January 17, 2021

Charismatic Leadership Style

Charismatic leadership is leadership that assumes that charisma is an individual characteristic possessed by a leader that can distinguish him from other leaders, especially in terms of implications for the inspiration, acceptance, and support of subordinates. The emphasis of charismatic leadership is on the charisma of a leader. 

Charisma is a Greek word that means “a blessing of great inspiration,” such as the ability to perform miracles or predict future events. The word charisma is used to describe a form of influence that is not based on tradition or formal authority but rather on the perception of subordinates that the leader has extraordinary abilities.

Max Weber, a German sociologist and political economist, was the first scientist to discuss charismatic leadership. He defines 'charisma' which comes from the Greek as a certain quality of a person. Charisma is seen as a special human ability or quality that is not possessed by adults. 

Gaya Kepemimpinan Karismatik

Kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan yang mengasumsikan bahwa karisma merupakan karakteristik individu yang dimiliki seseorang pemimpin yang dapat membedakannya dengan pemimpin yang lain, terutama dalam hal implikasi terhadap inspirasi, penerimaan, dan dukungan para bawahan. Penekanan kepemimpinan karismatik adalah pada karisma yang dimiliki oleh seorang pemimpin. 

Karisma adalah kata dalam bahasa Yunani yang berarti ”berkat terinspirasi secara agung”, seperti kemampuan untuk melakukan keajaiban atau memprediksikan peristiwa masa depan. Kata karisma digunakan untuk menjelaskan sebuah bentuk pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi atau otoritas formal tetapi lebih atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan yang luar biasa.

Friday, January 15, 2021

Gaya Kepemimpinan Inovatif

Setiap organisasi maupun perusahaan selalu membutuhkan inovasi berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, sangat diperlukan sosok pemimpin dengan pribadi yang inovatif pula. Pasalnya, itu nanti akan berpengaruh pada bagaimana cara ia memimpin organisasi atau perusahaan. Inilah yang dikenal dengan gaya kepemimpinan inovatif atau innovative leadership style.

Apa itu pemimpin inovatif ?

Kepemimpinan yang inovatif adalah karakter kepemimpinan yang memungkinkan inovasi lahir dan tumbuh subur di organisasi atau perusahaan yang ia pimpin. Disana kita harus membangun nilai, standar, dan orientasi inovasi secara menyuluruh pada semua proses, kinerja, dan alur bisnis yang kita bangun yang pada akhirnya melahirkan produk atau layanan yang inovatif.

Innovative Leadership Style

Every organization or company always needs continuous innovation. To achieve this, it is necessary to have a leader with an innovative personality as well. The reason is, it will later affect how he leads an organization or company. This is known as an innovative leadership style or innovative leadership style.

What is an innovative leader?

Innovative leadership is a leadership character that allows innovation to be born and thrive in the organization or company he leads. There we must build values, standards, and innovation orientation as a whole in all processes, performance, and business flows that we build which ultimately produce innovative products or services.


Innovative leadership style is more directed at companies that produce products, services, and services. This type of leader will direct every employee to have fresh ideas for the betterment of the company.

On the other hand, he will apply the principle of trial and error and dare to take any risks in every decision.

What are the characteristics?

Thursday, January 14, 2021

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Disini tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada tercapainya consensus. Asumsi yang mendasari gaya kepemimpinan ini adalah bahwa para karyawan akan lebih siap menerima tanggungjawab terhadap solusi, tujuan, dan strategi di mana mereka diberdayakan untuk mengembangkannya.

Mitch McCrimmon (2007) menulis bahwa menjadi pemimpin yang partisipatif berarti melibatkan anggota tim dalam pembuatan keputusan. Hal ini penting manakala pemikiran kreatif diperlukan untuk memecahkan masalah yang kompleks atau membuat keputusan yang akan berdampak pada anggota tim.

Participatory Leadership Style

Participatory leadership is also known as open, free or nondirective leadership. People who adopt this approach have little control over the decision-making process. It simply provides information about a problem and provides an opportunity for team members to develop strategies and solutions. Here the task of the leader is to direct the team to reach consensus. The assumption underlying this leadership style is that employees will be better prepared to accept responsibility for the solutions, goals, and strategies in which they are empowered to develop them.

Mitch McCrimmon (2007) writes that being a participative leader means involving team members in decision making. This is important when creative thinking is needed to solve complex problems or make decisions that will impact team members.

Wednesday, January 13, 2021

Apa itu

Baru kusadari, ternyata suasana terasa sepi. Beberapa menit lalu masih terdengar canda tawa anak-anak tetangga yang bermain di depan rumahnya. Kutengok jam di sudut layar komputer, tertera angka 23.15. Ternyata memang sudah malam, pantas saja sudah sepi. 

Teringat pesan Ibu tadi, agar memeriksa kandang ayam di belakang rumah sebelum tidur. Langsung saja kumatikan komputer dan beranjak pergi menuju pintu keluar. Teek ... tiba-tiba terdengar suara dari meteran listrik, bersamaan dengan itu semua lampu juga padam. Segera kuperiksa keluar, ternyata rumah tetangga sekomplek juga padam, mati lampu total rupanya. Kalau begini, tugasnya jadi dua pikirku, memeriksa dan mengamankan kandang.

Tuesday, January 12, 2021

Gaya Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan Delegatif biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.

Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri (Thoha, 2006). Gaya kepemimpinan delegatif ini
memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya. 

Delegative Leadership Style

Delegative Leadership is commonly called Laissez-faire where the leader gives absolute freedom to members to carry out their own goals and ways. Leaders tend to let decisions be made by anyone in the group, which can sometimes lead to low team morale in general. This type of leadership will be very detrimental if the members are not mature enough in carrying out their responsibilities and have high motivation for work. On the other hand, it can be a boomerang for the company if it has employees who are contrary to the previous statement.

The delegative leadership style has characteristics, namely the leader will rarely provide direction, decision makers are left to subordinates, and members of the organization are expected to be able to solve all their own problems (Thoha, 2006). This delegative leadership style
has the characteristics of the leader's behavior in carrying out his duties as a leader. Thus, the leadership style of a leader will be greatly influenced by his personal character. 

Monday, January 11, 2021

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan dimana seorang pemimpin lebih cenderung memberikan arahan pada bawahannya, dan memberi insentif serta hukuman pada kinerja mereka serta menitik beratkan terhadap perilaku untuk membimbing pengikutnya.(Maulizar dan Yunus, 2012).

Gaya kepemimpinan transaksional juga dikenal sebagai kepemimpinan manajerial yang berfokus pada peran pengawasan, organisasi, dan kinerja kelompok. 

Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin mendorong kepatuhan pengikutnya melalui dua faktor yaitu imbalan dan hukuman. Para pemimpin dengan gaya kepemimpinan transaksional bekerja dengan cara memperhatikan kerja karyawan untuk menemukan kesalahan dan penyimpangan. Jenis kepemimpinan ini sangat efektif dalam situasi krisis dan darurat.

Transactional Leadership Style

Transactional leadership is a leadership model in which a leader is more likely to provide direction to his subordinates, and incentivize and punish their performance and focus on behavior to guide followers (Maulizar and Yunus, 2012).

The transactional leadership style is also known as managerial leadership which focuses on supervisory roles, organization, and group performance. 

Transactional leadership style is a leadership style in which the leader encourages the obedience of his followers through two factors, namely rewards and punishments. Leaders with a transactional leadership style work by paying attention to employee work to find faults and deviations. This type of leadership is very effective in crisis and emergency situations.


Sunday, January 10, 2021

Transformational Leadership Style

What is Transformational Leadership?
What are the characteristics like?

If quoted from your page, the library , transformational leaders encourage change. They enter the organization to turn things around, return a profit, or improve the culture. Alternatively, a transformational leader may have a vision for what customers, stakeholders, or constituents may need in the future and work towards achieving that goal. They are future-focused change agents. Examples of transformational leaders are Oprah and Robert C. Smith, billionaires who have offered to pay off student loan debt from the entire 2019 graduating class at Morehouse College.

Madu Kalulut atau Madu Klanceng

Madu merupakan cairan yang dihasilkan oleh lebah. Berbeda lebah maka akan berbeda pula jenis madu yang dihasilkan. Bahkan rasanya pun akan berbeda. Pada umumnya rasa madu adalah manis, namun ada pula yang asam dan pahit.

Ada salah satu jenis madu yang rasanya asam manis, kadang kecut. Madu ini biasa dijual degan harga sedikit mahal, karena diyakini memiliki manfaat yang lebih dari madu pada umumnya. Yaitu madu Klanceng, atau di daerah kami di Kalimanntan dikenal dengan nama Madu Kalulut. Madu klanceng ialah madu yang dihasilkan dari lebah tak bersengat, yaitu Lebah klanceng Trigona (Trigona sapiens dan Trigona clypearis). Lebah jenis ini bertahan hidup dengan menggigit, bukan menyengat.

Bila dilihat secara fisik, lebah Trigona berukuran lebih kecil dan berwarna hitam. Dari sarangnya pun memiliki perbedaan, kalau lebah pada umumnya membuat sarang dengan menempel pada pepohonan atau bebatuan, sedangkan lebah Trigona membuat sarang di dalam batang kayu yang berlubang atau batang kayu lapuk.

Saturday, January 9, 2021

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Apakah Kepemimpinan Tranformasional itu ?
Seperti apa ciri-cirinya ?

Kalau dikutip dari Laman Kalian Pustaka Pemimpin transformasional mendorong perubahan. Mereka masuk ke organisasi untuk membalikkan keadaan, mengembalikan keuntungan, atau meningkatkan budaya. Sebagai alternatif, pemimpin transformasional mungkin memiliki visi untuk apa yang mungkin dibutuhkan pelanggan, pemangku kepentingan, atau konstituen di masa depan dan bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka adalah agen perubahan yang berfokus pada masa depan. Contoh pemimpin transformasional adalah Oprah dan Robert C. Smith, miliarder yang telah menawarkan untuk melunasi hutang pinjaman mahasiswa dari seluruh kelas kelulusan 2019 di Morehouse College.

Berikut ini beberapa pengertian kepemimpinan transformasional dari beberapa sumber buku:

Friday, January 8, 2021

Democratic Leadership Style

In the previous discussion, we have tried to discuss the autocratic leadership style . On this occasion we will continue to discuss the Democratic Leadership Style. 

Democratic leadership in general can be seen in the implementation of democratic politics, where this leadership puts the people first, in accordance with the slogan "From the people, by the people, and for the people", where every goal and decision taken is for the benefit of the people. As applied by Indonesia.

In the concept of democratic leadership, subordinates (subordinates) have an important role and are involved in every decision. Each subordinate is given tasks from superiors according to their respective abilities or expertise. Creativity, honesty, effort, and responsibility, are very clearly visible through this one leadership style.

Manajemen Marah Islami

Siapa sih yang tidak pernah marah ?. Semua manusia pasti pernah mengalaminya. Sekuat apa pun seseorang dapat menahan emosi, tetap suatu saat akan keluar juga. Asalakan tidak dikeluarkan secara berlebihan, maka marah aka memiliki manfaat yang baik dalam kegiatan bersosial.

Adapun definisi Marah ( اَلْغَضَبُ ) yang dijelaskan dalam sebuah laman bernama almanhaj, Secara Bahasa Marah ( اَلْغَضَبُ ) mempunyai beberapa makna, di antaranya: 

1. اَلسُّخْطُ (kemarahan) atau عَدَمُ الرِّضَى بِالشَّيْءِ (tidak meridhai sesuatu). Kita katakan: غَضِبَ عَلَيْهِ غَضْبًا وَمَغْضَبَةً, yaitu benci atau tidak ridha, غَضِبَ لَهُ yaitu benci atau ia tidak ridha kepada sesuatu karenanya. 

2. اَلْعَضُّ عَلَى الشَّيْءِ (menggigit sesuatu). Kita katakan: غَضِبَتِ الْخَيْلِ عَلَى اللُّجْمِ, yaitu menggigit. 

3. اَلْعَبُوْسُ (kemuraman). Kita katakan: نَاقَةٌ غَضُوْبٌ وَامْرَأَةٌ غَضُوْبٌ yaitu bermuram muka. 

4. وَرِمَ مَاحَوْلَ الشَّيْءِ (membengkak disekitar sesuatu). Kita katakan: غَضِبَتْ عَيْنُهُ, yaitu matanya membengkak, غَضِبَتْ yaitu bengkak di sekitarnya. 

5. اَلْكِدْرُ فِي الْمُعَاشِرَةِ وَالْخُلُقِ (buruk dalam bergaul dan berakhlak). Kita katakan: هذَا غَضَابِي, yaitu buruk dalam bergaul dan berakhlak dengannya. 

6. Perisai dari kulit unta yang dipakai dalam peperangan. اَلْغُضْبَةُ, yaitu kulit yang keras dari kambing ketika disamak.

Adapun secara Istilah, marah (اَلْغَضَبُ) yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang dibawa oleh kekuatan dan rasa dendam demi menghilangkan gemuruh di dalam dada, dan yang paling besar dari marah adalah اَلْغَيْظُ, hingga mereka berkata dalam definisinya: “Kemarahan yang teramat sangat.”

Thursday, January 7, 2021

Gaya Kepemimpinan Demokratis

Pada pembahasa sebelumnya, kita sudah coba bahas Gaya kepeminpinan Otokratis. Pada kesempatan ini kita akan lanjutkan pada pembahasana Gaya Kepemimpinan Demokratis. 

Kepemimpinan yang demokratis pada umumnya dapat kita lihat pada pelaksanaan politik Demokrasi, dimana kepemimpinan ini sagat mengedepankan rakyat, sesuai dengan slogan “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”, di mana setiap tujuan dan keputusan yang diambil adalah untuk kepentingan rakyat. Seperti yang diterapkan oleh Indonesia.

Dalam konsep kepemimpinan demokratis, anak buah (bawahan) mempunyai peranan penting dan dilibatkan dalam setiap keputusan. Setiap bawahan diberikan tugas dari atasan sesuai dengan kemampuan atau keahlian masing-masing. Kreativitas, kejujuran, usaha, dan tanggung jawab, sangat terlihat jelas lewat gaya kepemimpinan yang satu ini.

Wednesday, January 6, 2021

Menyelami Dua Dunia

Ketika seseorang berada pada amanah kepemimpinan, maka salah satu kondisi yang memerlukan pemikiran-pemikiran besar dengan tingkat adaptasi yang tinggi adalah berada pada posisi usia masyarakat yang beragam. Yang paling sering mengalami jurang perbedaan yang cukup dalam adalah posisi lebih tua dan posisi lebih muda. Adapun posisi sejajar masih cenderung lebih mudah dikondisikan. Disinilah seorang pemimpin harus terampil untuk bisa menyelami dua dunia yang memiliki perbedaan yang sangat besar dalam berbagai hal.

Masyarakat yang lebih tua cenderung memiliki karakter senior, lebih dewasa, berpengalaman dan tidak mau tertinggal untuk melibatkan diri dalam berbagai hal. Akan menimbulkan masyalah serius ketika ditemukan mereka tidak dilibatkan pada sesuatu yang mereka anggap mereka mampu melibatkan diri tanpa ada alasan yang benar-benar logis.

Tuesday, January 5, 2021

Authoritarian (Autocratic) Leadership Style

In the world of government, we often hear the term Authoritarian Leader. A leader who has always been an unexpected figure. It is often a frightening specter when there is a government for the people it leads. What is an authoritarian leader? What are the characteristics of an authoritarian leader?

According to the Big Indonesian Language Dictionary ( KBBI ), authoritarian is self-rule; arbitrary. According to the Indonesian Wikipedia , authoritarianism comes from the word authoritarianism, which is a form of social organization marked by the surrender of power. [1] In politics , an authoritarian government is one in which political power is concentrated in a leader . [2] Authoritarianism is also known as authoritarian politics , which is a form of government characterized by an emphasis on power only on the state . or a particular person, regardless of individual degrees of freedom . [1] 

Gaya Kepemimpinan Otoriter (Otokratis)

Dalam dunia pemerintahan, kita sering mendengar istilah Pemimpin Otoriter. Pemimpin yang selalu menjadi sosok yang tidak diharapkan. Sering menjadi momok yang menakutkan bila terdapat dalam sebuah pemerintahan bagi rakyat yan dipimpinnya. Apakah Pemimpin otoriter itu?. Seperti apakah ciri-ciri yang bisa dikatakan pemimpin otoriter?.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), Otoriter adalah berkuasa sendiri; sewenang-wenang. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Otoriter berasal dari kata Otoritarianisme, yaitu bentuk organisasi sosial yang ditandai oleh penyerahan kekuasaan.[1]Dalam dunia politik, suatu pemerintahan otoriter adalah satu di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu pemimpin.[2] Otoritarianisme biasa disebut juga sebagai paham politik otoriter, yaitu bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu.[1] 

Monday, January 4, 2021

Marah yang Lucu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Marah adalah rasa sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya). Maknanya aka berubah-ubah bisa ketambahan imbuhan. Misalnya :

Kemarahan, dalam Wikipidia adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin [1]. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi saat seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar. Marah-marah, sebuah tindakan marah yang dilakukan berulang-ulang. Pemarah, orang yang mudah marah. Marahan, yaitu tidak mau bergaul karena marah. Kemarahan, Yaitu keadaan yang dipenuhi marah. Dan masih banyak lagi bila kita coba buka kembali pelajaran Bahasa Indonesia atau Kamus Bahasa indonesia.