Terhitung sejak semester awal di tahun 2019, sampai pada penghujung tahun, pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) belum menampakkan kepastian akan berakhir. Sudah berbagai tidakan diberlakukan secara nasional oleh pemerintah kita, namun kondisi masih belum ada kepastian kondisi kedepannya. Berbagai sektor mengalami perubahan kondisi. Pendidikan tidak bisa melakukan tatap muka, ekonomi tidak bisa bebas bergerak, perkantoran dibatasi jam masuknya, masyarakat lebih disarankan untuk beraktifitas di rumah serta harus selalu mematuhi protokol kesehatan bila terpaksa harus keluar rumah.
Setiap orang akan berbeda menanggapi kondisi ini, sebagian besar menanggapinya bahwa ini adalah sebuah musibah mendunia. Sebagai hamba yang beriman kepada Sang Pencipta, kita selalu dituntut untuk menggali hikmah dalam setiap kejadian di alam ini. Salah satu hikmah terbesar adalah, kesempatan bersama keluarga lebih bayak dari pada saat kondisi normal.
Bila kita bisa memanfaatkan hikmah besar ini, maka ini merupakan kesempatan untuk memperkuat kurikulum pendidikan di rumah kita masing-masing. Pada kondisi normal, tidak sedikit orang tua yang begitu susah berkumpul bersama anak-anaknya, dikarenakan jadwal masuk kerja yang padat dan panjang. Ada waktu seminggu sekali untuk libur, itu pun terkadang justru habis liburan bersama teman kerja. Sehingga menjadi alasan tidak sempatnya memberikan perhatian apalagi pengajaran kepada anak. Bertemu kadang hanya saat sarapan pagi dan mejelang tidur malam.
Saat Sang Pencipta memberikan waktu yang sangan besar ini, maka saatnya kita anfaatkan sebaik-baiknya. Perbaiki hubungan antar sesama keluarga. perbanyak perhatian dan perjumpaan berkualitas terutama bersama anak-anak. Jangan sampai anak justru lebih dekat dengan pengasuhnya dari pada dengan orang tuanya. Padahal nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak ada pada orang tuanya, bukan pada pengasuhnya,
Alloh SWT selalu mengingatkan kita dalam kitab sucinya :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut
kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS An Nisa : 9)
Lemah yang dimaksud tentunya bukan ukuran fisik dan materi saja, melainka semua hal. Dalam ayat lain juga dijelaskan lebih tegas :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Q.S. At-Tahrim 66:6)
Nah, ayo kita manfaatkan waktu bersama keluarga saat ini sebagai waktu terbaik untuk memperbaiki kurikulum pendidikan di rumh kita menuju yang lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya