KENAPA HARUS HUJAN DERAS ABII ....

Sinar Mentari baru saja barlalu. Jam menunjukkan pukul 16 lebih. Kalau melihat waktu, mestinya sinar Mentari masih cerah dan hangat. Aku masih asyik duduk di sova bambu depan rumah sambil menikmati camilan yang sedari tadi tak kunjung habis, entah karena banyak camilannya atau banyaknya gangguan yang mengalihkan.

 

Beberapa bocah berkumpul tepat di depan rumah. Entah apa yang dimusyawarahkan. Kalau diperhatikan lebih mirip orang debat, masing - masing sibuk dengan usulannya, tapi tak ada satupun yang mendengar usulan - usulan itu. Sementara itu, dari ufuk barat terlihat gumpalan mendung hitam dan gelap. Diiringi hembusan angin yang semakin kencang. Terjawab mengapa sinar Mentari tadi berlalu sebelum waktunya. 

Tik ... Tik ... Tik ...

Suara itu ikut datang bersama hembusan angin yang semakin kencang. Para bocah yang tadi heboh berkerumun tiba - tiba berhamburan dan lari ke rumahnya masing - masing. Karena hembusan anging cukup kencang dan keadaan tiba - tiba gelap, beberapa anak terdengar menangis sambil berlari, termasuk termasuk salah satu gadis kecilku.

 

Setelah mereka semua berkumpul di dalam rumah, salah satu gadis kecilku yang tadi menangis bertanya sambil sedikit terisak dan menutup telinga,

"Kenapa sich harus hujan deras Bii ....?" Tanyanya lirih

"Owh, Alloh sedang menyirami dunia" jawabku seadanya

"Tapi kenapa harus deras Bii ....? Tanyanya lagi, dengan sedikit nada kurang puas dan merengek.

"Iya, khan banyak pohon yang besar - besar, kalau disiram pakai ember punya Abi ya gak sampai dan tidak cukup, makanya disiram pakai hujan yang deras biar cukup" jawabku sedikit serius sambil menenangkan suasana. Dia terlihat mengangguk - angguk, semoga itu tanda bahwa dia faham. Padahal sempat bingung tadi mau jawab apa. Semoga nanti kalau sudah bertambah tingkat pemahamanmu baru Abi jelaskan lebih detail Nak. ...