Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Thursday, January 29, 2009

Nasrudin dan Tiga Orang Bijak


Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.

Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, ''Di mana sebenarnya pusat bumi ini?''
Nasrudin menjawab, ''Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.''
''Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?'' tanya orang bijak pertama tadi.
''Kalau tidak percaya,'' jawab Nasrudin, ''Ukur saja sendiri.''
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ''Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?''
Nasrudin menjawab, ''Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.''
''Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?''
Nasrudin menjawab, ''Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.''
''Itu sih bicara goblok-goblokan,'' tanya orang bijak kedua, ''Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.''
Nasrudin pun menjawab, ''Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?''
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, ''Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.'' ''Saya tahu jumlahnya,'' jawab Nasrudin, ''Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.''
''Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?'' tanyanya lagi. ''Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.''
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut

Nasib itu Tak Logis
Nasrudin sedang berjalan-jalan dengan santai, ketika tanpa permisi ada orang jatuh dari atap rumah dan menimpanya. Orang yang terjatuh itu tidak terluka sama sekali, tetapi Nasrudin yang tertimpa malah menderita cedera leher. Ia pun diangkut ke rumah sakit. Para tetangganya datang menjenguknya, mereka bertanya, ''Hikmah apa yang didapat dari peristiwa itu, Nasrudin?'' ''Jangan percaya lagi pada hukum sebab akibat,'' jawabnya. ''Orang lain yang jatuh dari atap rumah, tetapi leherku yang jadi korbannya. Jadi tidak berlaku lagi logika, ''Kalau orang jatuh dari atap rumah, lehernya akan patah!''
Orang Tolol
Nasrudin membawa serantang makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantang itu jatuh dan isinya tumpah berantakan. Segara saja datang orang-orang berkerumun. ''Hai para tolol,'' teriak Nasrudin sambil memungt rantang-rantangnya, ''Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?''
Belajar Musik
Pada suatu hari Nasrudin mendengar ada seorang muda yang bia bermain musik dengan amat bagus. Ia pun tertarik untuk belajar musik. Keesokan harinya, ia pergi ke kota dan menemui guru musik kenamaan. ''Tuan, saya ingin belajar musik, berapa bayarannya?'' Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab,''Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham. Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata, ''Baiklah,'' katanya, ''Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja.''

Kemana Larinya Daging Itu?
Suatu hari, Nasrudin membeli tiga potong daging. Setelah menaruhnya di rumah, ia kemudian pergi bekerja. Melihat daging di dapur, istri Nasrudin segera mengundang teman-temannya dan menghadirkan daging yang baru dibeli itu. Pada sore harinya, saat Nasrudin pulang, ia menyuruh istrinya untuk segera menyiapkan makan malam untuknya. Sang istri hanya menyuguhkan roti dan air putih. Daging? Sudah habis disantapnya bersama teman-temannya.
Melihat menu makan malamnya itu, Nasrudin berkata pada istrinya, ''Jika kamu tidak memiliki cukup waktu untuk memasaknya, mengapa tidak kamu letakkan saja beberapa potong kecil daging itu di atas roti ini, sehingga bertambah lezat? Dengan begitu, tentu aku akan menyantapnya dengan lebih nikmat.'' Istrinya menjawab, ''Ada sesuatu yang menghalang-halangiku untuk memasaknya. Ketika aku sedang sibuk, tiba-tiba binatang peliharaan kesayanganmu itu mengambilnya.
Tadi aku masuk ke dapur dan aku melihatnya sedang mengusap-usap mulutnya. Daging itu ternyata telah habis dimakan oleh kucing kesayanganmu itu.'' Maka, Nasrudin memandangi kucingnya, kemudian dia berdiri dan segera mengambil sebuah timbangan. Dia lalu mengangkat kucing itu dan menimbangnya. Ternyata berat kucing itu hanya tiga kilogram, persis sama seperti sebelumnya. Nasrudin kemudian berkata pada istrinya, ''Hai wanita kurang iman, jika yang kutimbang ini adalah daging, lalu kemanakah kucing itu? Namun jika yang kutimbang ini adalah kucing kesayanganku, lalu kemanakah larinya daging itu?
Masalahnya Bertambah Sulit
Ketika Nasrudin menjadi hakim, seseorang datang dan berkata kepadanya,''Lembu Anda telah menanduk perut sapiku hingga mati.'' Nasrudin menoleh sebentar dan menjawab, ''Ya, namun pemiliknya tidak dapat ikut campur. Itu urusan binatang dengan binatang.'' Lalu pria itu berkata, ''Maaf tuan, saya salah bicara, maksudku, maksudku, lembu sayalah yang menanduk perut sapi Anda hingga mati.'' Nasrudin terlihat sangat terkejut. ''Oh, kalau begitu, masalahnya bertambah sulit. Coba ambilkan buku yang bersampul kulit warna hitam di rak itu, aku akan mempelajarinya dulu.''

Satu Sen Hilang
Ketika sedang duduk di sebuah batu besar di pinggiran sungai, Nasrudin melihat sepuluh orang buta yang ingin menyeberangi sungai. Ia menawarkan bantuan kepada mereka dengan bayaran satu sen per orang. Mereka setuju, dan sang Mullah pun memulai pekerjaannya.
Sembilan orang telah selamat sampai ke tepi sungai. Tapi ketika ia sedang dibuk dengan orang yang kesepuluh, orang yang malang itu terpeleset dan hanyut dibawa air. Merasakan ada sesuatu yang salah, kesembilan yang selamat mulai berteriak: "Apa yang terjadi Nasrudin?" "Aku kehilangan uang satu sen."
Satu Kata Saja
Mendengar bahwa ada seorang yang ingin belajar bahasa Kurdi, Nasrudin langsung menawarkan diri sebagai gurunya. Sebenarnya, pengetahuan bahasa Kurdi yang dimiliki Nasrudin terbatas hanya beberapa kata saja.
"Kita, sebaiknya mulai saja dengan kata-kata 'Sop Panas'," ujar Nasrudin.
"Dalam bahasa Kurdi, ini disebut Aash." "Bagaimana kalau kita ingin mengatakan 'Sop Dingin'?"
"Engkau tidak akan pernah mengatakan 'Sop Dingin'. Orang Kurdi hanya suka sop panas."
Berita Baik
Di dunia Timur, orang-orang yang membawa berita baik, selalu diberi penghargaan. Dan ini dianggap sebagai adat-istiadat yang tak bisa dihapus.
Suatu hari Nasrudin merasa amat gembira dengan kelahiran anaknya laki-laki. Ia berada di tengah-tengah pasar sambil berteriak-teriak: "Berkumpullah kemari! Ada berita baik!" "Apa itu, Mullah?
" Nasrudin menunggu sampai semua orang hadir, kemudian berteriak: "Wahai semuanya, kumpulkanlah uang untuk sebuah berita baik, berita baik untuk setiap orang di antara kalian! Ini baru berita! Mullahmu telah memperoleh rahmat dengan dikaruniai seorang anak laki-laki.
Di Mana Aku Duduk
Dalam sebuah pertemuan para Sufi, Nasrudin duduk di deretan paling belakang. Setelah itu ia mulai melucu, dan segera saja orang-orang berkumpul mengelilinginya, mendengar dan tertawa. Tak seorang pun yang memperhatikan Sufi tua yang sedang mencari pelajaran. Ketika pembicara tak bisa lagi mendengar suaranya sendiri, ia pun berteriak:
"Kalian semua harus diam! Tak seorang pun boleh bicara sampai ia duduk di tempat pemimpin duduk." "Aku tidak tau bagaimana caramu melihat hal itu," kata Nasrudin, "tapi bagiku, jelas aku duduk di tempat pemimpin duduk."
Sang Dokter
Seorang wanita datang kepada Nasrudin, yang kali ini berperan sebagai dokter. Ketika sang Mullah datang dan mencoba mengukur denyut nadi wanita ini, sang pasien, dengan malu-malu, menutupi lengannya dengan lengan bajunya.
Nasrudin mengambil sebuah sapu tangan dari dalam sakunya dan meletakkannya di atas lengan baju pasiennya.
"Ada apa, Mullah?"
"Tidakkah engkau tahu? Denyut nadi katun selalu diukur dengan tangan sutera."
Untuk Apa Semua Itu?
Nasrudin berbaring di bawah sebuah pohon murbai pada suatu siang, di musim panas. Rupanya, ia sedang mengincar buah semangka yang tumbuh tak jauh dari tempat itu. Tapi pikirannya sejenak berpindah kepada sesuatu yang lebih tinggi.
"Bagaimana mungkin," pikirnya, "pohon sebesar ini tapi buahnya kecil seperti itu? Sedang pohon yang menjalar dan mudah patah saja bisa menghasilkan buah yang besar dan segar..."
Ketika Nasuridn asyik dengan lamunannya itu, tiba-tiba sebuah murbai jatuh dan mendarat di kepalanya yang plontos habis dicukur bersih.
"Aku tahu sekarang," kata Nasrudin. "Ini 'kan alasannya? Seharusnya aku memikirkan hal itu sebelumnya."

Takut Miskin di Akhirat
Mengingat harga-harga barang kebutuhan terus meningkat, seorang pemuda selalu mengeluh karena tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah berdiskusi dengan seorang kiai makrifat, pemuda itu pun mengikuti anjurannya untuk menjalankan shalat Hajat serta tetap istiqomah melaksanakan shalat wajib lima waktu.
''Pak Kiai, tiga tahun sudah saya menjalankan ibadah sesuai anjuran Bapak. Setiap hari saya shalat Hajat semata-mata agar Allah SWT melimpahkan rezeki yang cukup. Namun, sampai saat ini saya masih saja miskin,'' keluh si pemuda.
''Teruskanlah dan jangan berhenti, Allah selalu mendengar doamu. Suatu saat nanti pasti Allah mengabulkannya. Bersabarlah!'' Jawab sang kiai.
''Bagaimana saya bisa bersabar, kalau semua harga kebutuhan serba naik! Sementara saya masih juga belum mendapat rezeki yang memadai. Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan hidup?''
''Ya tentu saja tetap dari Allah, pokoknya sabar, pasti ada jalan keluarnya. Teruslah beribadah.''
''Percuma saja Pak Kiai. Setiap hari shalat lima waktu, shalat Hajat, shalat Dhuha, tapi Allah belum juga mengabulkan permohonan saya. Lebih baik saya berhenti saja beribadah...'' jawab pemuda itu dengan kesal.
''Kalau begitu, ya sudah. Pulang saja. Semoga Allah segera menjawab permintaanmu,'' timpal kiai dengan ringan.
Pemuda itu pun pulang. Rasa kesal masih menggelayuti hatinya hingga tiba di rumah. Ia menggerutu tak habis-habisnya hingga tertidur pulas di kursi serambi. Dalam tidur itu, ia bermimpi masuk ke dalam istana yng sangat luas, berlantaikan emas murni, dihiasi dengan lampu-lampu terbuat dari intan permata. Bahkan beribu wanita cantik jelita menyambutnya. Seorang permaisuri yang sangat cantik dan bercahaya mendekati si pemuda.
''Anda siapa?'' tanya pemuda.
''Akulah pendampingmu di hari akhirat nanti.''
''Ohh... lalu ini istana siapa?''
''Ini istanamu, dari Allah. Karena pekerjaan ibadahmu di dunia.''
''Ohh... dan taman-taman yang sangat indah ini juga punya saya?''
''Betul!''
''Lautan madu, lautan susu, dan lautan permata juga milik saya?''
''Betul sekali.''
Sang pemuda begitu mengagumi keindahan suasana syurga yang sangat menawan dan tak tertandingi. Namun, tiba-tiba ia terbangun dan mimpi itu pun hilang. Tak disangka, ia melihat tujuh mutiara sebesar telor bebek. Betapa senang hati pemuda itu dan ingin menjual mutiara-mutiara tersebut. Ia pun menemui sang kiai sebelum pergi ke tempat penjualan mutiara.
'
'Pak Kiai, setelah bermimpi saya mendapati tujuh mutiara yang sangat indah ini. Akhirnya Allah menjawab doa saya,'' kata pemuda penuh keriangan.
''Alhamdulillah. Tapi perlu kamu ketahui bahwa tujuh mutiara itu adalah pahala-pahala ibadah yang kamu jalankan selama 3 tahun lalu.''
''Ini pahala-pahala saya? Lalu bagaimana dengan syurga saya Pak Kiai?''
''Tidak ada, karena Allah sudah membayar semua pekerjaan ibadahmu. Mudah-mudahan kamu bahagia di dunia ini. Dengan tujuh mutiara itu kamu bisa menjadi miliader.''
''Ya Allah, aku tidak mau mutiara-mutiara ini. Lebih baik aku miskin di dunia ini daripada miskin di akhirat nanti. Ya Allah kumpulkan kembali mutiara-mutiara ini dengan amalan ibadah lainnya sampai aku meninggal nanti,'' ujar pemuda itu sadar diri. Tujuh mutiara yang berada di depannya itu hilang seketika. Ia berjanji tak akan mengeluh dan menjalani ibadah lebih baik lagi demi kekayaan akhirat kelak.

Ijma' dan Fatwa Bid'ah
Ketika para ulama, filusuf dan para cendekiawan datang untuk mengetahui bahwa Nasruddin menodai kehormatan mereka di desa-desa terdekat dengan mengatakan: "Orang-orang yang disebut bijak adalah bodoh dan bingung," mereka menuduhnya merusak keamanan negeri. Mullah ditangkap dan kasusnya diajukan ke Pengadilan Raja.
Raja: "Anda boleh bicara lebih dulu."
Mullah: "Berilah saya pena dan kertas."
Maka pena dan kertas pun diberikan.
Mullah: "Bagikan pena dan kertas itu kepada tujuh ulama." Pena dan kertas pun dibagikan.
Mullah: "Biarlah mereka secara terpisah menulis jawaban atas pertanyaan berikut: 'Apakah roti itu?'"
Ketujuh ulama itu telah menulis jawaban masing-masing atas pertanyaan Mullah tadi. Kemudian kertas jawabannya diserahkan kepada raja yang membacanya dengan keras satu per satu:
Yang pertama mengatakan: "Roti adalah makanan."
Yang kedua mengatakan: "Roti adalah tepung dan air."
Yang ketiga: "Itu adalah adonan yang dibakar."
Yang keempat: "Sebuah pemberian Allah."
Yang kelima: "Berubah-ubah, menurut bagaimana Anda mengartikan roti."
Yang keenam: "Roti adalah zat yang mengandung nutrisi."
Yang ketujuh mengatakan: "Tidak seorang pun tahu dengan jelas."
Setelah mendengar semua jawaban itu, Mullah berkata kepada raja, "Bagaimana Anda bisa meyakini penilaian dan pertimbangan bagi orang-orang tersebut? Jika mereka tidak bisa menyepakati sesuatu yang dikonsumsinya sehari-hari, bagaimana mereka bisa dengan suara bulat menyebut saya seorang bid'ah?"
Undang-Undang Menemukan Barang
Pada suatu hari Mullah Nasruddin menemukan cincin berlian di jalan. dia ingin menyimpannya, tetapi menurut hukum, penemu barang harus pergi ke pasar dan mengemukakan kejadiannya tiga kali dengan suara yang keras.
Sore harinya, Mullah pergi ke pasar dan berteriak tiga kali, "Saya telah menemukan cincin berlian."
Dengan tiga kali teriakan orang berbondong-bondong mengerumuni Mullah sambil bertanya, "Apa yang terjadi Mullah?"
Mullah Nasruddin menjawab, "Hukum menetapkan tiga kali pengulangan dan sejauh yang saya ketahui, saya mungkin melanggar hukum kalau saya mengulanginya empat kali. Namun saya bisa menceritakan tentang sesuatu yang lain... sekarang saya jadi pemilik cincin berlian!"
Menyulap Air Telaga Jadi Susu Kental
Suatu ketika Mullah yang termashur itu mencuci tempat susunya dan menuangkan sisa susunya ke dalam telaga. Beberapa orang ingin mempermalukannya ketika mereka melihatnya.
"Mullah sedang apa Anda itu?" salah seorang dari mereka bertanya.
"Aku sedang mengubah air telaga menjadi susu," jawab Mullah.
"Bisakah ragi yang sedikit itu meragi telaga yang begitu luas?" Orang itu bertanya sementara yang lainnya menertawakan Mullah.
"Kalian mungkin tidak pernah tahu ini bisa, tetapi ada jadinya jika ini bisa?"
Arti Takdir
Beberapa kawannya minta Mullah menjelaskan arti takdir kepada mereka.
"Takdir bisa dirumuskan sebagai salah satu penerimaan," kata Mullah.
"Misalnya, kalau sesuatu berjalan baik dan kita telah menduga akan berjalan salah, maka kita menerimanya sebagai nasib yang baik. Sekarang kalau sesuatu berjalan jelek, dan kita telah mengharapkannya berjalan baik, maka kita terima hal itu sebagai nasib jelek. Tetapi apabila kita menerima sesuatu yang baik atau buruk itu mungkin datang sebagai jalan kita, maka kita sebut itu takdir."

Apakah Tuhan Ada?
Dalam sebuah pesta ulang tahun anak komunis yang kaya raya di rumahnya, ia sengaja mengumpulkan anak-anak di sekitarnya dan ingin merusak pola pikir mereka agar tidak mengenal Tuhan. Salah satu anak seorang kiai terkenal diundang juga. Setelah anak-anak kumpul, sang komunis berkata:
"Anak-anak sekalian, Om mau tanya, 'Apakah Tuhan itu ada?' Ayo jawab siapa yang bisa menjawab Om kasih uang 500 ribu."
"Tuhan itu ada Om," teriak salah seorang anak yang mengharapkan hadiah uang.
"Kalau ada, coba kamu minta uang sama Tuhan," ujar sang komunis menguji jawaban anak itu.Namun sang anak malah bingung dan diam.
"Kenapa diam? pasti Tuhan tidak memberi kamu uang kan? Nah, coba kalau kamu minta uang sama Om."
"Om, minta uangnya dong," ujar anak tadi.
Lalu sang komunis itu segera memberikan selembar uang 100-an ribu.
"Nah, jadi Tuhan itu tidak ada, karena tidak dapat memberi kalian uang. Setuju enggak."
"Setuju...!!" Teriak anak-anak itu lalu mereka minta uang. Sang komunis segera memberikan uang-uangnya.
Tiba-tiba terdengar jeritan, semua yang hadir menuju tempat tersebut. Ternyata anjing kesayangan sang komunis itu sedang sekarat akibat keracunan makanan. Sang komunis sangat sedih dan menangis.
"Maaf Om, bisakah Om menghidupkan anjing kesayangan Om itu?" tanya anak seorang kiai makrifat.
Sang komunis itu hanya terdiam sambil terus menangis. Lalu anak sang kiai itu berdoa dengan suara kencang.
"Ya Tuhan, tolonglah Om ini. Dia kebingungan karena anjingnya Kau buat sekarat. Ya Tuhan hidupkanlah anjing ini... karena aku yakin Tuhan itu ada."
Usai sang anak berdoa, dengan izin Tuhan, anjing yang sekarat itu mulai membaik. Semua yang hadir tersentak kaget. Sang komunis tersenyum senang.
"Ini nak, uang satu juta buat kamu. Karena kamu sudah menolong anjing Om," ujar sang komunis sambil memberikan uangnya.
"Tidak Om, terima kasih. Ternyata Tuhan itu memang ada, kan Om?" Kata sang anak itu lalu pergi pulang. Diikuti anak-anak yang lain sambil melempar uang 100 ribu yang dipegangnya.
Adu Kesombongan
Tiga orang tua sedang berkumpul di sebuah rumah seorang kiai. Kebetulan ketiga orang ini termasuk yang sukses secara materi, mereka berbincang-bincang dengan seru.
Orang tua pertama, berkata, "Alhamdulillah, Allah telah memberikan aku rezeki yang berlimpah ruah. Hidupku sangat bahagia, punya 5 rumah mewah, kendaraan mewah 8 buah dan 15 perusahaan yang dikelola anak-anakku."
Orang tua kedua, "Saya juga sangat bersyukur, lima anak saya bergelar doktor. Mereka menjadi rebutan para pengusaha terkenal, gaji mereka di atas 30 juta. Saya sebagai orang tuanya hidup sangat bahagia."
Orang tua ketiga, "Alhamdulillah, saya ini punya istri empat dan 8 anak. Semua anak saya sudah mapan, 4 orang menjadi asisten menteri, 4 orang menjadi direktur di perusahaan asing. Mereka semuanya sangat baik, jadi saya bisa bermain ke mana saja dengan fasilitas anak-anak."
Dan pak kiai pun ikut berkata, "Wah, Alhamdulillah semua yang saya dengar dari bapak-bapak sangat hebat. Kalau saya jujur saja, di dunia ini belum ada yang bisa dibanggakan. Ibadah saya masih bolong-bolong, puasa suka tidak penuh, amal sangat sedikit. Bagaimana saya bisa hidup enak seperti bapak-bapak ini?
Mudah-mudahan, saya bisa ikut menyombongkan diri kepada bapak-bapak di akhirat nanti. Soalnya saya baru bisa melihat sukses atau tidak hidup saya dan miskin atau kaya, baru nanti di akhirat kelak. Jadi saya tidak bisa sombong sekarang."Ketiga orang tua itu tersenyum kecut penuh malu.

Mengapa Unta Tak Punya Sayap
"Dari hari ke hari," kata Nasrudin kepada istrinya, "aku merasa semakin kagum akan penciptaan alam, dan segalanya yang ada di dunia ini dibuat demi kesejahteraan manusia."Istrinya meminta Nasrudin memberi sebuah contoh."Misalnya saja, bahwa dengan rahmat Allah, unta-unta itu tidak punya sayap."
"Bagaimana hal itu bisa dikatakan membantu menyejahterakan kita?"
"Bayangkan! Kalau saja unta-unta itu punya sayap betapa mereka akan senang bertengger di atas rumah dan kemudian merusakkan atap, dan kemudian tidak peduli terhadap keributan yang mereka ciptakan itu."
Aku Percaya Engkau Benar
Suatu kali Nasrudin bertindak sebagai seorang hakim. Pada saat kasus diungkap, penuntut berbicara begitu memikat sehingga Nasrudin berteriak:
"Aku percaya, engkau benar!"
Seorang petugas pengadilan membujuk Nasrudin agar bisa lebih menahan diri, karena pernyataan dari tertuduh belum lagi didengar.
Selanjutnya, Nasrudin juga begitu terpikat oleh kepandaian bicara si tertuduh sehingga ia langsung berteriak setelah orang itu menyelesaikan pernyataannya:
"Aku percaya engkau benar!"
Petugas pengadilan merasa tidak dapat membiarkan hal ini terjadi.
"Tuanku, tidak mungkin keduanya sama-sama benar."
"Aku percaya engkau pun benar!" kata Nasrudin.
Anjing di Kakinya
Nasrudin sering berjalan-jalan di kuburan, memikirkan perihal kehidupan dan kematian. Suatu hari, ketika ia sedang asyik dengan kegiatannya itu, ia melihat seekor anjing galak sedang berada di dekat sebuah makam.
Dengan marah, diambilnya sebuah tongkat dan diusirnya anjing itu. Tapi si anjing hanya menggeram, dan sepertinya melotot akan melompat ke arahnya.
Nasrudin bukanlah orangnya yang mau begitu saja dihadapkan pada bahaya jika hal itu memang bisa dihindari. "Duduk saja di situ," katanya membujuk si anjing, "tidak apa-apa, selama engkau hanya meringkuk di kaki manusia yang telah mati itu."
Tangga yang Akan Dijual
Nasrudin memanjat sebuah dinding, lalu tangga yang dipakainya ditarik dan diletakkan di kebun tetangganya.
Pemilik kebun ternyata memergokinya, dan bertanya apa yang sedang ia lakukan di sana.
"Aku... punya sebuah tangga yang akan kujual," ujar Nasrudin berimprovisasi.
"Dasar bodoh!" kata sang tetangga. "Kebun itu bukan tempat menjual tangga."
"Kamu yang tolol," kata Nasrudin. "Kamu belum tahu? Tangga itu bisa dijual di mana pun."
Sop Panas, Tangan Dingin
Seorang laki-laki yang mendengar bahwa Nasrudin adalah orang yang amat bijaksana, bertekad mengadakan perjalanan guna menemuinya. "Aku bisa mempelajari sesuatu dari orang bijaksana seperti ini," pikirnya.
"Dan, pasti ada metode-metode tertentu dalam kegilaannya. Aku sendiri pernah belajar di sekolah-sekolah metafisik. Ini akan membuatku bisa menilai dan mempelajari kegagalan orang lain."
Selanjutnya, ia mengadakan perjalanan yang amat melelahkan untuk sampai ke rumah Nasrudin yang kecil, berada di lereng sebuah bukit.
Melalui jendela, laki-laki itu melihat Nasrudin sedang membungkuk di samping bara api, mencoba meniupnya ke arah tangannya yang ditekuk. Ketika kehadirannya diketahui, laki-laki ini bertanya kepada sang Mullah tentang apa yang sedang dikerjakannya.
"Menghangatkan tanganku dengan napasku," kata Nasrudin memberi tahu. Setelah itu, keduanya sama-sama diam, sehingga pencari ilmu ini mulai berpikir apakah Nasrudin bersedia membagi kebijaksanaannya.
Sekarang, istri Nasrudin ke luar membawa dua mangkuk kaldu. "Mungkin sekaranglah saatnya aku mempelajari sesuatu," kata si pencari ilmu kepada dirinya sendiri. Dengan suara keras, ia bertanya, "Apa yang sedang engkau lakukan, Guru?"
"Meniup kalduku dengan napasku agar dingin," kata sang Mullah.
"Tak salah lagi, ini orang, pasti penipu," kata sang tamu kepada dirinya sendiri. "Tadi dia bilang, meniup agar panas, lalu barusan dia berkata, meniup agar dingin. Bagaimana aku bisa percaya dengan apa yang ia akan katakan kepadaku?"
Dan laki-laki itu pun pergi.
"Bagaimana pun, waktu tidak sia-sia," katanya kepada dirinya sendiri, ketika ia menuruni bukit. "Paling tidak, aku sudah tahu bahwa Nasrudin itu bukan seorang guru."
Hadiah
Nasrudin punya sebuah kabar baik untuk sang Raja. Dan setelah dengan susah payah berusaha menghadap raja, akhirnya ia pun bisa menceritakan berita baik itu.
Raja tampak gembira mendengar cerita Nasrudin. "Pilih sendiri, hadiah apa yang kau inginkan," katanya.
"Lima puluh cambukan," kata Nasrudin.
Meskipun terheran-heran, Raja memerintahkan juga agar Nasrudin dicambuk.
Ketika cambukan sudah sampai ke yang dua puluh lima, Nasrudin berteriak: "Berhenti!"
"Sekarang," katanya, "bawa masuk temanku, dan beri ia setengah dari hadiah yang kuperoleh. Tadi aku telah bersumpah untuk memberinya setengah dari hasil yang kuperoleh karena kabar baik yang kusampaikan itu."
Bukan Urusanku
Keledai Nasrudin dicuri orang.
Ia segera mengadu ke polisi.
"Mullah," ujar Kepala Polisi, "ini masalah serius. Kita akan berusaha keras agar keledai Tuan kembali. Di samping itu, Anda termasuk orang penting. Sekarang ceritakanlah dari mula, bagaimana hal itu bisa terjadi?"
"Karena aku tidak ada di sana, sulit bagiku untuk menceritakan urutan kejadian itu. Betul kan?" kata Nasrudin. "Di samping itu, bukan urusanku untuk mengetahui hal itu."

Monday, January 26, 2009

Pengaruh Tayangan Film Naruto Terhadap Agresifitas Anak



Identifikasi Masalah

a.Adakah pengaruh tayangan film Naruto terhadap berbagai kasus kekerasan ?
b.Bagaimana pengaruh tayangan film terhadap sikap anak di masyarakat ?
c.Bagaimana membentengi anak dari pengaruh tayangan film ?
d.Seberapa besar frekwensi menonton yang dapat mempengaruhi sikap anak ?
e.Seberapa besar pengawasan orang tua kepada anak yang sedang menonton ?
f.Mengapa anak begitu mudah terpengatuh oleh tayangan film ?
g.Sadarkah orang tua terhadap berbagai pengaruh media kepada anaknya ?
h.Seberapa besar pengaruh film kekerasan terhadap sistem pergaulan anak ?
i.Adakah pengawasan orang tua menjadi penentu besarnya pengaruh media ?

Rumusan Masalah

Dari beberapa gambaran yang telah kami paparkan pada latar belakang, maka untuk memfokoskan penelitian nantinya, kami rumuskan beberapa rumusan masalah, yakni sebagai berikut :
a.Apa yang menjadi ukuran standar, kurang, normal dan lebih kadar agresifitas seorang anak ?
b.Berapa besar frekwensi menonton tayangan film Naruto yang dapat mempengaruhi agresifitas anak ?
c.Bagaimana pengaruh tayangan film Naruto terhadap agresifitas anak ?

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian saya adalah :
a.Agar kita dapat mengetahui apa saja yang menjadi ukuran standar, kurang, dan lebih kadar normal agresifitas seorang anak
b.Agar kita dapat mengetahui berapa besar frekwensi menonton tayangan film Naruto yang dapat mempengaruhi agresifitas anak
c.Agar kita dapat mengetahui bagaimana tayangan film Naruto tersebut mempengaruhi agresifitas anak

Kegunaan Penelitian

Adapaun manfaat yang diharapkan akan dicapai setelah dilaksanakan penelitian ini adalah :
a.Dapat mengetahui dan memahami apa saja yang menjadi ukuran standar, kurang, dan lebih kadar normal agresifitas seorang anak
b.Dapat mengetahui berapa besar frekwensi menonton tayangan film Naruto yang dapat mempengaruhi agresifitas anak
c.Dapat mengetahui dan memahami bagaimana tayangan film Naruto tersebut mempengaruhi agresifitas anak

Wednesday, January 21, 2009

Teman Sejati


oleh : Zen Yusuf Choodry

"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas."
(Al-Kahfi: 28).

Allah menciptakan manusia dalam berbagai macam bentuk rupa, warna kulit, dan lidah yang berbeda-beda. Banyak sekali hikmah dan maksud dari semua itu. Di antaranya adalah agar manusia mengetahui sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Perbedaan dan keragaman manusia satu sama yang lainnya tidak terbatas pada hal-hal tersebut, tetapi karakter dan budaya manusia satu sama lain juga berbeda.
Sebagai anggota dari koloni yang sangat besar itu, masing-masing individu dari manusia haruslah menyadari dirinya, menyadari posisinya, menyadari akibat dari perbuatannya, dan peka terhadap apa yang ada di sekelilingnya, sehingga dia tampil sebagai sosok yang professional dan proporsional, dan mampu mengambil langkah yang tepat dalam menjalani kehidupannya. Itulah yang dituntut dari seorang muslim. Sehingga, ia tidak menempatkan dirinya pada posisi dan tempat yang salah.

Dalam mengomentari ayat di atas, Ibnu Katsir mengatakan, "Maksudnya, duduklah bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah, bertahlil, bertahmid, bertasbih, bertakbir, dan berdo'a kepadanya pada pagi dan sore hari, baik yang miskin maupun yang kaya, baik yang kuat maupun yang lemah."

Mengenai kalimat berikutnya, "dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini." Ibnu Abbas r.a. mengatakan, "Janganlah engkau mengabaikan mereka karena orang lain. Yakni, engkau mencari ganti mereka dengan orang-orang terhormat dan yang banyak kekayaan."

Selanjutnya Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud dengan , "Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaan mereka itu melampaui batas." yaitu janganlah mengikuti orang yang mengabaikan agama dan ibadah karena sibuk dengan urusan dunia. Sedang amal dan perbuatannya sebagai bentuk kebodohan, tindakan melampaui batas, dan sia-sia. Dan janganlah kamu taat kepadanya, jangan menyukai jalannya, dan jangan iri dengan keadaannya.

Meskipun ada yang mengatakan bahwa ayat di atas turun berkenaan dengan Rasulullah saw. dan para pemuka quraisy waktu itu, tapi hal itu sebenarnya juga berlaku untuk seluruh umatnya. Karena ada kaidah yang sangat bermanfaat mengatakan, "Ibrah itu dengan keumuman lafadz, bukan dengan kekhususan sebab." Jadi Islam ini adalah ditujukan untuk seluruh umat, meskipun Alquran turun dengan sebab-sebab tertentu, akan tetapi hal itu berlaku untuk seluruh umat dan tidak hanya khusus berlaku pada sebab turunnya itu.

Masyarakat yang kita hidup di dalamnya, terdiri dari berbagai macam kasta. Dari mulai yang elit sampai yang alit, dari mulai jendral sampai kopral, dari yang kelas atas sampai arus bawah, yang semuanya lengkap dengan pemikiran, budaya, dan tradisi masing-masing. Dan dari semua tingkatan itu, sangat sulit untuk mencari pergaulan yang baik, lingkungan yang sejuk, dan tempat yang aman dan damai. Padahal, lingkungan hidup mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang.

Kebanyakan manusia keliru dalam memilih lingkungan bergaul. padahal keliru dalam hal ini bisa berakibat fatal. Karena, seseorang akan cenderung mengikuti temannya, dan nantinya dia akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya. Sebagian orang membatasi pergaulannya hanya dengan orang-orang yang dianggap selevel dengan mereka, atau memilih orang-orang tertentu yang cocok untuk mereka. Tetapi seringnya, pertimbangan mereka dalam menentukan siapa yang cocok untuk mereka pergauli, adalah keliru. Biasanya, pertimbangan mereka itu berdasarkan kepentingan dan kesenangan dunia. Jalinan hubungan mereka terdiri atas orientasi dunia, yang notabenenya melalaikan dari dzikir kepada Allah. Adapun bagi orang muslim, ada tolok ukur lain dalam memilih tempat bergaul dan memilih teman sejati.

Ayat di atas menganjurkan kita untuk duduk bergaul dengan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah, tanpa pandang bulu. Baik itu dari kalangan atas, kalangan menengah, ataupun arus bawah yang miskin, yang kedudukannya tidak dihiraukan oleh masyarakat sekalipun. Orang yang banyak berdzikir, pada umumnya adalah orang-orang yang baik. Banyak berdzikir di sini, sangatlah luas. Bisa jadi, lidahnya selalu basah dengan dzikir, tasbih, tahmid, tahlil, dan kalimat-kalimat thayibah lainnya, atau semua perilakunya senantiasa bermuatan dzikir. Maka dari itu hendaknya kita hanya membatasi pergaulan kita dengan orang-orang yang baik, siapapun dia. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang baik, banyak sekali manfaat dan faedah yang kita dapatkan.

Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya, perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang jahat adalah bagaikan penjual (pembawa) minyak wangi dan tukang (peniup) pandai besi. Penjual minyak wangi, mungkin akan memberimu, atau engkau bisa membeli darinya, atau paling tidak engkau akan mendapat aroma yang enak. Sedangkan tukang pandai besi, kalau tidak membakar bajumu, paling tidak engkau akan mendapatkan bau busuk (tak sedap) darinya." (HR Mutaffaq 'alaih).

Demikian adalah permisalan dari Rasulullah saw. tentang teman yang baik dan teman yang buruk, berikut manfaat bergaul dengan mereka.

Terkadang, hanya karena mengejar kesenangan di dunia, manusia mengorbankan kesenangan yang hakiki. Yaitu ketika mereka salah dalam memilih teman duduk dan lingkungan pergaulan. Kebanyakan manusia lebih memilih teman yang bisa diajak bersenang-senang, hura-hura, dan menyia-nyiakan usia mereka, ketimbang bergaul dengan orang yang baik, banyak berdzikir, dan orang-orang yang takut kepada Allah. Karena memang orang yang banyak dzikir (orang-orang saleh), di mata masyarakat umum kurang di senangi, atau bahkan di anggap asing. Pandangan ini timbul karena masyarakat sudah mengalami krisis multidimensi, dan terutama adalah dekadensi moral yang sangat parah. Sehingga, orang yang seharusnya dijadikan teman duduk dan dipergauli justru dijauhi.

Padahal, syarat untuk menjaga keimanan dan mempertahankan akidah adalah dengan selalu bergaul bersama orang-orang saleh, dan memilih lingkungan pergaulan baik. Seperti yang dikisahkan oleh Rasulullah saw. tentang orang yang ingin bertaubat padahal sudah membunuh 99 kali dan belum pernah melakukan kebaikan. Ketika bertanya kepada seorang rahib tentang peluang taubatnya, sang rahib mengatakan tidak ada lagi peluang untuk taubat, hingga dibunuhlah rahib itu, dan genaplah 100 nyawa yang yang melayang melalui tangannya. Lalu dia mendatangi seorang alim, kemudian orang alim itu memberikan kabar gembira bahwa Allah akan menerima taubat hamba yang bersungguh-sungguh. Hingga ahkirnya, orang alim itu menyuruh laki-laki tersebut untuk meninggalkan kampung halaman dan lingkungan pergaulannya yang dahulu, lalu berhijrah menuju perkampungan orang-orang saleh. Tetapi, Allah berkehendak lain. Di tengah-tengah perjalanan, malaikat maut mencabut nyawanya. Hingga akhirnya malaikat rahmat dan malaikat adzab saling berebut tentang urusan laki-laki tersebut. Kemudian malaikat rahmat diperkenankan membawanya. Karena setelah diukur, ternyata jasad laki-laki itu lebih dekat jaraknya dengan perkampungan orang-orang yang saleh dibanding dengan lingkungannya yang dulu.

Kisah di atas hendaknya menjadi pelajaran bagi kita, bahwa lingkungan yang baik dan bergaul dengan orang-orang saleh, adalah sangat mutlak kita butuhkan untuk menjaga eksistensi keimanan kita.

Oleh karena itu, dalam memilih teman dan lingkungan, kita harus selektif, yaitu memilih orang-orang saleh yang banyak berdzikir, meskipun di mata manusia mereka bukanlah orang yang terpandang. Tapi di sisi Allah mereka mempunyai kedudukan yang tinggi. Mereka itulah yang hendaknya kita jadikan teman sejati. Agar efek samping yang kita dapatkan adalah kebaikan. Jangan sampai kita memilih teman dan lingkungan yang tidak baik, karena lambat laun dikhawatirkan kita akan tertular, atau paling tidak kita ikut terkena getahnya. Ada pepatah Arab mengatakan, "Akhlak yang buruk itu akan menular."

Semoga Allah membimbing kita agar mampu memilih dengan benar, siapa yang sebaiknya kita pergauli. Tiada daya dan upaya kecuali dengan (pertolongan) Allah. Wallahu a'lam.

Pentingnya Visi dan Komitmen dalam Hidup


oleh : KH Abdullah Gymnastiar
''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS Al Hasyr [59]: 18).
Saudaraku, masyarakat kita sekarang sedang mengidap penyakit kronis yang sangat berbahaya. Penyakit itu adalah tidak memiliki visi dan tidak memiliki komitmen dalam hidup.

Tidak adanya visi atau tujuan dalam hidup, menjadikannya pendek pikiran. Karena pendek pikiran ia lebih tertarik melakukan hal-hal yang instan sifatnya, yang memberikan kenikmatan sesaat, tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkannya.
Tidak adanya visi menjadikan seseorang tidak komitmen menjalankan nilai-nilai kebenaran. Ia terombang-ambing dalam ketidakpastian. Ia tidak memiliki semangat juang untuk sukses dan istikamah dalam beramal. Dua penyakit ini-tidak memiliki visi yang jelas dan tidak memiliki komitmen dalam kebenaran-pada akhirnya akan melahirkan ketidakdisiplinan. Dan tidak disiplin menjadi modal awal untuk meraih kegagalan.
Padahal, Allah SWT telah memberi tuntunan, ''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS Al Hasyr [59]: 18).
Tidak adanya visi dan komitmen akan menyebabkan seseorang sibuk beraktivitas, namun semua yang dilakukannya tidak efektif, tidak bernilai tambah, dan hanya membuang-buang waktu. Sebab, ia hanya mengerjakan hal-hal yang kurang penting, atau bahkan tidak penting. Mungkin pula aktivitas yang ia lakukan sangat menyenangkan, namun akibat yang ditimbulkannya demikian panjang dan berat. Tidak sebanding antara yang ia dapatkan dengan yang ia korbankan. Karena segalanya dilakukan tanpa arah yang jelas dan perhitungan yang matang.
Demikianlah, seorang remaja akan yang tergelincir melakukan maksiat, karena ia tidak memiliki visi yang jelas dalam hidupnya. Bagaimana membangun keluarga sakinah? Apa akibat yang akan ditimbulkan dari perbuatan tersebut? Semuanya gelap. Ia hanya memikirkan kesenangan untuk waktu itu saja. Ia Muslim, namun tidak memiliki komitmen dengan nilai-nilai keislamannya.
Seorang pegawai yang tidak memiliki visi dalam hidup, dan komitmen terhadap nilai-nilai, maka ia akan bekerja seenak perut, tidak berpikir untuk mengembangkan diri dan bekerja secara profesional. Ia hanya menuntut hak tanpa peduli kewajiban. Tak heran bila dalam waktu singkat, ia tergusur oleh perubahan.
Seorang pejabat yang tidak memiliki visi dalam hidup, komitmennya menjaga amanah rakyat sangat diragukan. Ia akan dengan mudah tergelincir dan menyalahgunakan jabatan untuk memperkaya diri, tanpa peduli dengan akibat yang ditimbulkan.
Seorang pedagang yang tidak memiliki visi dan komitmen dalam hidup, akan mudah menipu pembeli. Ia akan menukar kebahagiaan dan keberkahan dengan keuntungan sedikit.
Karena itu, siapa yang memiliki visi atau tujuan yang jelas dalam hidup, lalu ia berjuang keras menjaga komitmen hidupnya, maka ia akan menjadi manusia disiplin. Dan dengan kedisiplinan, gerbang kesuksesan akan segera kita jelang. Wallahu a'lam.

Batline Yang Malang


Hai sobat pembaca sekalian, aku mau berbagi cerita menarik nih, menarik tapi bikin pusing loh, judul ceritanya adalah kehilangan flasdisk. beberapa waktu lalu saya kehilangan sebuah benda kecil tapi sangat penting

Siapa yang tidak tahu flashdisk, barang kecil yang lebih berharga dari sebuah dompet bahkan lebih penting dari lemari berkas loh, kenapa saya bisa bilang demikian, karena bisa jadi dalam sebuah flashdisk terdapat berbagai data yang nilainya milyaran loh, apalagi bagi "Netter" kaya kita-kita, wah barang itu seperti sebuah senjata.
Nah cerita berawal ketika saya hendak menyecant virus di kompiku di rumah, pas ngeraba kantong... kok rasanya rata-rata aja, wah ada yang tidak berez neh, ternyata si kecil "batline" (nama flashdiskku) ga da di kantong, wah berabe neh, kesana kemari kucari tidak ketemu juga, payahnya lagi, data-data penting yang ada di dalamnya belum pernah diback-up lagi, aduh jadi tambah pening ne kepala, sampe-sampe kebawa demam segala (sampe segitunya, ha...3x hi...3x he...3x), akhirnya dengan berat hati si "batline" digantikan deh sama si "batline2".
Nah... cerita seruku ini mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar selalu menjaga barang-barang penting kita dengan extra-protect dan jangan lupa selalu back-up data yang ada pada media penyimpan yang kita miliki. semoga bermanfaat....

Sunday, January 18, 2009

Dual-Booting Linux-Xp


Mungkin dari sebagian kita ada yang ingin mencoba-coba berpetualang menggunakan Linux, tapi masih sayang dengan Windows XP, atau mungkin takut kehilangan Windows XP dan data-data penting yang ada di dalamnya. Tenang-tenang… kita bisa kok menjalankan Windows XP dan Linux dalam satu computer, yaitu dengan cara membuat Dual-Booting Linux-XP, ini Mumut kasih tahu caranya (berdasarkan pengalaman Mumut) :

1. Pertama-tama back-up semua data yang ada dalam Hard disk, (sebagai antisipasi terhadap kemungkinan yang tidak diinginkan)
2. Kemudian sediakan ruang kosong dalam Hardisk, kurang lebih 10 GB (bukan partisi lho !) diluar tempat data dan partisi windows, ini bagi yang menggunakan satu Hard disk, tapi kalau masih ada anggaran sisa dan cukup untuk beli hard disk, menambah hard disk bisa menjadi pilihan tepat. Untuk membuat ruang kosong di Hard disc caranya cukup mudah kok, pertama kita booting computer melalui CD room, masukkan CD installer Windows XP, tunggu sampai ada pilihan untuk lanjut, setelah muncul tiga pilihan (set-up, repair dan quit) pilih yang set-up, trus tekan F8 untuk persetujuan, setelah itu akan mucul kembali pilihan seperti di atas, pilih yang Don’t repair, setelah itu akan muncul daftar jumlah parisi, nah dari sini dapat kita pilih satu partisi untuk dihapus, setelah dihapus maka akan ada ruang yang berstatus “Unpartisi”, setelah itu tekan F3 Utuk keluar.
3. Setelah keluar, mulailah booting kembali melalui CDRom, kali ini gunakan Installer Linux, ikuti saja aturan yang berlangsung. Yang terpenting adalah Ketika sampai pada sesi “pempartisi Hard disc” atau “pembuat partisi”, pilihlah “gunakan ruang kosong pada hard disc (use free space on drive)” yang biasanya sudah menjadi pilihan default, hal ini sangatlah penting, karena pada sesi ini sangat menentukan keadaan komputer kita selanjutnya (hilang dan tidaknya data he... he... he...). Setelah itu ikuti prosedur installan selanjutnya sampai pengisian user account.
4. Setelah proses instalasi selesai, boot ulang komputer, lihat pada star awal, biasa ada tiga pilihan : boot Linux, boot linux jalur aman, dan boot lainnya. Bila pilihan ketiga tertulis boot windows berarti proses instalasi dual-boot windows-linux anda sukses, dan untuk lebih memastikanya, coba boot windowsnya
Sebelum anda melakukan penginstalan, saya sarankan untuk menggunakan hard disc tambahan, nanti pada saat boot masuk paa pilihan firs boot, dan pilih boot pada hard disc yang kita install linux di dalamnya, selamat mencoba.

APAKAH TUHAN ITU ADA ... ???


Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali
ke tanah air.Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
saya?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab
pertanyaan anda
Pemuda : Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar
saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan

Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
Apakah yang dinamakan takdir
Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka
yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan. Sebab
mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah
berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas
3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama, kita semua merasakan
keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah
tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir

Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda : Kulit
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : Kulit
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat
dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi
tempat menyakitkan untuk syeitan.


Temans, dari hati yang paling dalam dari diri temans masihkan
meragukan akan ada TUHAN ??

Semoga kita semua mendapatkan Rahmat NYA ...... Amiin

Saturday, January 17, 2009

Efesiensi dalam Manajemen

Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen.
Sebagai
seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya
dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung
jawab
dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi.

Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan
walaupun
masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu
pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam dua kasus di bawah ini :


1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang
kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar
di
Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang
mengatakan
bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas)
kosong.
Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke
bagian
pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang
telah
dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak
sabun
yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong.
Tim
manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin
sinar
X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk
melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan
bahwa
kotak tersebut tidak kosong.

Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang
dikeluarkan pun tidak sedikit. Tetapi saat ada seorang karyawan di
sebuah
perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak
berpikir
tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda.
Ia
membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga
cukup
besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin
tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut,

kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur
pengepakan,
karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.


1. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka
menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol,
karena
tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk
memecahkan
masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta
dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada
keadaan-keadaan
seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan
termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah
titik beku
sampai lebih dari 300 derajat Celcius.
Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?. Mereka menggunakan
pensil!.
---
Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It
Simple
Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan
orang
bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling
sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari
itu,
kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada
masalah. "Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam
hidup a
kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada
apa
yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya."

Sujud Bikin Cerdas

Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim.
Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan
salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!


Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik
makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan
manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?


TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan.
Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat
kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian
kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.


RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan
segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang
belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae)
sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah
maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi
otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan
prostat.


I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk
berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.


SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak
menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya
pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah
mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita,
baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ
kewanitaan.


DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir).
Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus
Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya
tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung
kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan.
dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan
tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali.
Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.


SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala.
Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita
luar-dalam.


PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri
serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu
psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami
Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima
banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan
darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang
memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu
kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter
berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan
riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.


PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan
tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah
salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh
bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada
otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah
bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.


MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang
terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis
externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih
dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik
dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar
dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat
mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).


PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk
iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut
berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena
terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus
diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan.
Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut
inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.


AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur,
kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka
sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil,
tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada
ke­kencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak
kalah pen­tingnya, gerakan ini menghin­darkan wanita dari serangan migrain dan sakit
kepala lainnya.

Sholat Tahajjud dan Kesehatan

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya
mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi
juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian
Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunah itu bisa
membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda
melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda
terbebas dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu
bukan'tukang obat' jalanan.Dia melontarkan pernyataanya itu dalam
desertasinya yang berjudul 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap
peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu
Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil
meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca
Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya Selasa pekan lalu.

Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah
salat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara
kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu
menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi
positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk
menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan
status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia
menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan,
kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat
masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya
soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang
selama ini dipandang sebagai misteri,dapat dibuktikan secara
kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, lanjut
Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah
hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter.
Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00 normalnya antara
69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa
diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan.
Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang
membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam)
semata-mata dogma atau doktrin.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41
responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah,
Surabaya.Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan
sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19
siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai
pukul 02-00-3:30! sebanyak 11* rakaat, masing masing dua rakaat empat
kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka
diukur di tiga laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan
Klinika). Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin
bertahajjud secara ikhlas berbeda dengan orang yang tidak melakukan
tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan
tubuh dan kemampuan individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang
dihadapi dengan stabil. "Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah,
juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi
kontrol kognisi.

Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang
efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari
stress,"Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud yang
dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak
terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang
kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.
Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan, sholat tahajjud
yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh
yang baik.

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui
semua rahasia atas rahmat, nikmat,anugrah yang diberikan oleh ALLAH
kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita???????

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa
keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum
dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal
fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam
dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu ia telah
membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an"
Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang
digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa,
madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor
tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan,
terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki
oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang
cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal. Setelah membuat kajian
yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan
memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang
tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan
darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan
memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang 5 waktu yang
diwajibkan oleh Islam.

Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak
menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang
secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian
manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya"
karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah
dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak
bersembahyang apalagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka
berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan
mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara
normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak
segan-segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah
kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan
dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena
otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak
heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat
ini.

Thursday, January 15, 2009

Kiat-kiat memperoleh sholat khusuk

Pada saat mulai berdiri menghadap kiblatm yakinilah
bahwa engkau kini tak sedetik pun luput dari pandangan
Allah. Karena itu berdirilah dengan sikap seolah-olah
engkau berada di hadapan salah seorang raja masa kini,
yaitu jika engkau belum mampu menyadari bahwa Allah
melebihi raja dari sekalian raja!

Sebelum takbiratul ihram hendaknya merenung sejenak
membayangkan kebenaran terhadap neraka dan nikmatnya
surga, serta menyadari kepada siapa kita akan
bersujud. Jauhkanlah hal-hal yang dapat meracuni
perasaan. Kemudian, kuatkanlah niatmu untuk memenuhi
dengan ikhlas perintah Allah akan kewajiban sholat
serta bertekad melaksanakannya dengan sesempurna
mungkin. Ingatlah sabda Rasulullah saw, "Allah swt
menghadapi ornag yang sedang sholat selama orang itu
tidak berpaling".

Pada waktu mengucapkan takbiratul ihram, camkanlah:
jika lidahmu telah mengucapkannya, maka janganlah
hatimu mendustakannya. Jika dalam hatimu masih ada
sesuatu yang lebih besar dan lebih berpengaruh dari
Allah swt, maka Allah pasti menyaksikan bahwa engkau
telah berdusta!

Pada waktu membaca doa iftitah, "wajjahtu wajhiya
lilladzi fatharas samawati war ardla...." (kuhadapkan
wajahku kepada Sang Pencipta Langit dan
Bumi..............), sadarilah bahwa yang dimaksud
wajah di sini adalah 'wajah hati'. Periksalah hatimu,
adakah ia menghadap Allah Sang Pencipta langit dan
bumi? Hati-hatilah jangan sampai awal ucapanmu dalam
munajat ini dimulai dengan bohong dan dusta!

Dan bila engkau berkata, "hanifan musliman....."
(sebagai seorang muslim yang lurus), maka ingatlah
sabda Nabi saw, "Seorang muslim ialah yang kaum
Muslimin lainnya selalu merasa aman dari gangguan
lidah dan tangannya". Tekadkanlah bahwa engkau ingin
menjadi Muslim yang baik dan sesalilah
kesalahan-kesalahanmu selama ini terhadap sesama
Muslim.

Dan bila engkau mengucapkan, "Wama ana minal
musyrikin" (Dan tidaklah aku termasuk orang yang
musyrik), maka bangkitkanlah perasaan bahwa ibadah
kita ikhlas, bukan mengharapkan pujian dari manusia.
Dan waktu mengucapkan, "wamahyaya wamamati lillah"
(hidupku dan matiku untuk Allah), maka tekadkanlah
bahwa kehidupan di dunia ini memang hanya semata-mata
untuk diuji dalam mematuhi perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya (!).

Pada waktu engkau mengucapkan "A'udzubillahi
minasysyaithanirrajim" (aku berlindung kepada Allah
dari setan yang terkutuk), maka ingatlah bahwa
sekarang setan sedang bersiap-siap memalingkan hatimu
dari Allah swt agar sholatmu kacau. Karena itu
pertebal kesiagaan supaya pikiran atau hati tidak
melantur diperdayai setan sehingga engkau tidak
memahami makna yang dibaca.

Apabila engkau mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim",
pahamilah bahwa engkau sedang mengatas-namakan Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Apabila Engkau mengucapkan "Alhamdulillah......", maka
hadirkanlah dalam hatimu perasaaan bersyukur atas
nikmat yang telah engkau peroleh. Ingat sabda
Rasulullah saw. Bahwa janganlah kita melihat orang
yang berada di atas kita, tapi lihatlah nasib orang
yang berada di bawah kita.

Apabila engkau mengucapkan, "maliki yaumiddin......"
(Sang Pemilik Hari Pembalasan), maka bangkitkanlah
perasaan takzim dan rasa taku dalam hatimu, karena Dia
lah yang menjadi satu-satunya Penguasa pada waktu Hari
Pembalasan nanti. Dialah yang akan menentukan tempatmu
di surga atau neraka.

Setelah itu, perbaharuilah keikhlasanmu ketika
mengucapkan "iyyaka na'budu" (hanya kepada-Mu kami
menyembah). Dan ketika mengucapkan "wa iyyaka
nasta'in" (dan kepada-Mu kami mohon pertolongan),
hadirkanlah perasaan bahwa dirimu tidak mampu mencapai
sesuatu tanpa pertolongan-Nya.

Kemudian ucapkanlah, "Ihdinasshirathal mustaqim"
dengan perasaaan berserah diri dan penuh harap Allah
akan selalu mengaturkan jalan hidup kita pada jalan
yang lurus.

Pada waktu ruku, ikutilah dengan ketundukkan hati
kepada Allah dan merendahkan diri kepada-Nya.

Bila mengucapkan, "sami'allahu iman hamidah" (Maha
mendegar Allah akan pujian orang yang memuji-Nya),
maka yakinilah bahwa Allah akan memenuhi apa yang
telah kita baca.

Kemudian iringi dengan perasaan syukur ketika
mengucapkan, "rabbana lakal hamd" (Ya Tuhan kami,
bagi-Mu segala puji).

Pada waktu sujud, rasakanlah kehinaanmu sehingga
ikhlas merendahkan diri meletakkan kepadamu di tempat
yang paling rendah. Hadirkanlah perasaan takzim dalam
menyembah ini. Ingatlah bahwa pada waktu sujud itu,
seorang hamba berada paling dekat dengan Tuhannya.

Demikianlah seterusnya, setiap lisan yang diucapkan
harus selalu diikuti oleh hati dengan penuh pengertian
akan maknanya. Semoga kita tidak termasuk kategori
orang yang dimaksud dalam sabda Rasulullah saw,
berikut:

"Banyak orang yang mengerjakan sholat, sementara
bagian yang didapat dari kerjanya adalah lelah dan
payah".

Saturday, January 3, 2009

Tahun Baru, Semangat Baru


Hai sobat muslim, wah… tanpa terasa kita sudah memasuki tahun yang baru, tahun 1430 H, dimana biasanya orang akan merayakan merayakan tahun baru itu dengan sangat meriah, seperti halnya yang dilakukan pada saat pergantian tahun Masehi. Bagaimana dengan kita, seharusnya kita jangan mau kalah dunk, bukankah masyarakat Islam merupakan masyarakat mayoritas di Indonesia (bukan masyarakat beriman lho !).

Sebenarnya, kalau umat Islam benar-benar mencintai budaya Islam, maka acara tahun baru Hijriah akan lebih meriah dari pada acara tahun baru Masehi lho ! Tapi kenyataan yang kita lihat sekarang adalah justru ummat Islam lebih tertarik dengan perayaan tahun baru Masehi yang pada hakekatnya merupakan perayaan tahun baru milik ummat lain. Tapi untungnya ustadz-ustadzah dan pengurus IRMAS pada kretif tuh, ada aja cara untuk memeriahkan tahun Baru Islam, semangat untuk para pemuda Islam, Allahu akbar……
Nah, sekarang yang perlu kita pikirkan untuk mengawali tahun yang baru ini adalah..
Perbaharui Niat
Jangan salah mengartikan dulu, perbaharui niat bukan berarti membuat niat yang baru, akan tetapi niat yang sudah ada disegar-segarkan kembali, semangat awalnya dikenang kembali, agar nantinya semangat itu akan muncul sebagaimana semangan awal ketika kita pertama kali berniat.
Perbaharui Strategi (taktik, tekhnik, formasi, dll)
Setelah niat kembali baru, sekarang giliran strategi yang musti diperbaharui, mungkin strategi yang selama ini kita gunakan untuk menjalankan niat dan untuk mengapai cita-cita sudah tumpul, sampai-sampai tidak mempan lagi untuk digunakan. Nah ini pentingnya pembaharuan strategi, susun kembali rencana-rencana baru yang lebih spektakuler, dasyat, dan mutakhir untuk menuju cita-cita. Yah… mungkin salah satunya adalah dengan menyusun kembali jadwal-jadwal baru untuk diperguanakan selanjutnya.
Tingkatkan Semangat
Biasanya sich, apabila acara sudah berada di penghujung-penghujung akan berakhir, semangat juga ikut berakhir, nah sama halnya dengan kehidupan, ada kalanya semangat itu kendor dan melemah. Sekarang sudah saatnya kita bangun kembali semangat itu, sehingga pandangan masa depan akan lebih cerah kita pandang dan kita akan lebih antusias untuk menjemputnya.
Mantapkan Tekad
Tekad yang sudah tertancap dalam diri kita perlu dimantapkan lagi, sebagai antisipasi untuk mencegah turunnya semangat kita terhadap tekad awal perjuangan hidup. Ini penting lho… karena apabila tekad awal kita yang begitu kuat tiba-tiba melemah maka resiko kegagalan itu akan lebih besar menghadang. Sebelum terlambat, yuk… perkuat kembali tekad kita uantuk menggapai masa depan dengan penuh kemenangan.
Istiqimah
Setalah semuanya diperbaharui, yang musti dilakukan selanjutnya adalah istiqomah terhadap apa yang sudah kita buat, sekali kali melangkah maka pantangan untuk mundur kembali.

Pengalaman Perdana Bareng Linux


Pengalaman... istilah ini bukan suatu yang baru, bahkan kita semua pernah mengalami khan... ???. Nah, kalo ngomong-ngomong soal pengalaman, saya punya pengalaman seru ne, yaitu ketika pertama kalinya saya memberanikan diri berkenalan dengan sebuah Operating Sistem (OS) komputer berbasis unix yang bernama Linux, yaitu sebuah Os yang bersifat open source dan free, yah... hitung-hitung nanti kalo bisa khan komputer di rumah ga khawatir kena sweping lisensi he...50x .

Seperti biasanya, saya punya sebuah prinsip hidup bahwa dari sebuah kesalahan ataupun kegagalan dalam proses pembelajaran itu terkandung ilmu yang sangat besar (ilmu bermanfa'at pastinya).
Sebagai permulaan saya mulai pembelajaran saya dengan proses instal-menginstal, saya carilah informasi bagaimana cara mendapatkan CD installernya. Akhirnya CD installernya bisa saya dapatkan dengan mudah, yaitu dengan membeli majalah komputer Info Linux akan dapat bonus CD sertaannya yang biasanya berupa CD installer Linux. Kebetulan Destro yang saya gunakan pertama adalah Fedora 8. Mulailah saya menghidupkan komputer, terus langsung booting melalui DVD Room, dengan perasaan berdebar-debar langkah demi langkah saya ikuti, sampailah pada sesi mempartisi hard disc, sampai di sini saya terhenti sejenak, memang untuk sesi yang satu ini saya pernah dengar sebelumnya, namun saya tidak memahami inti masalahnya. Akhirnya dari beberapa pilihan tersebut saya pilih poin gunakan seluruh hard disc (kebetulan sebagai pilihan default), proses pun berlanjut sampai dengan proses finhing instalation, dan jreng.... akhirnya intalasi selesai, dan tampilan linux yang begitu menawan telah muncul di layar komputer.
Namun ternyata masalah muncul kemudian, ketika komputer saya matikan dan saya bermaksud untuk booting ke Windows OS (sebagai OS sebelumnya), apa yang saya cari itu tidak ada, memang sich saya pernah dengar dan baca bahwa Windows dan Linux bisa jalam dalam satu PC, tapi kenapa Windowsnya ga ada, kemana ...??? perasaan pun semakin menegangkan ketika saya tahu bahwa semua data hilang tanpa bekas, oh tidak..... mana di situ banyak data-data penting yang ga bakal bisa dicari lagi. Akhirnya saya kembali menjelajah mencari solusi, berbagai artikel saya baca, buku-buku yang berkaitan dengan itu saya beli sebanyak mungkin ( sebatas dana he.. he.. he..) guna untuk memecahkan masalah saya ini.
Akhirnya saya menemukan akar permasalahannya, ternyata dengan mengunakan seluruh ruang hard disc sebagai proses instalasi mengharuskan proses memformat keseluruhan hard disc, yach kenapa baru tahu sekarang..... kenapa juga tidak terpikir sebelumnya untuk memback-up data dalam hard disc... huh.... ini bisa menjadi pelajaran penting bahwa back-up data itu tidak bisa dianggap main-main, jangan sampai hal ini terjadi kepada pembaca ya... !!!!!. Kemudian saya putuskan untuk menghentikan sementara perkenalan dengan si Linux sampai saya bisa memulihkan kembali data yang hilang.
Setelah saya bisa memulihkan kembali data yang hilang (walaupun tidak bisa mencapai 50%), proses perkenalan dengan Linux saya lanjutkan, kali ini persiapan ilmunya harus lebih matang, dengan usaha keras dan diikuti keinginan yang kuat dan antusias yang besar untuk mencoba hal baru, akhirnya saya bisa kenal juga, yah... walaupun tidak begitu akrab tapi kenal he... he... he... dan hasilnya jreng... jreng... jreng... konputer saya sudah bisa booting lebih dari satu OS, yang dulu pengen dua booting eh... sekarang malah tiga booting, wuah kerenz.......

Tips vegah virus masuk ke PC


Bagi sebagian besar pengguna, mungkin artikel ini sudah biasa dan bukan barang yang baru lagi, tetapi bagi pengguna biasa / awam mungkin dapat bermanfaat untuk mencegah virus masuk / menular ke PC kita. Mengingat perkembangan virus dalam negeri yang begitu pesat. Hal ini mungkin karena banyaknya [adanya] source code yang menjelaskan cara pembuatan virus yang dipublikasikan secara umum, yang mungkin maksudnya sekedar tukar informasi saja, tetapi diluar itu kemungkinan banyak yang mengembangkan sendiri untuk membuat virus dan memancing programmer untuk mencoba-coba.
Beberapa hal yang perlu di persiapkan untuk mencegah virus masuk/menular ke komputer kita adalah:

• Gunakan antivirus yang senantiasa di update, paling tidak seminggu sekali, jika online maka aktifkan auto update pada antivirus
• Non aktifkan fasilitas autorun pada komputer kita, sehingga CD-ROM maupun flashdisk yang kita masukkan ke komputer tidak langsung menjalankan file yang ada di dalamnya. Bagi yang belum tahu, bisa dilihat caranya sebagai berikut :
1. Buka Registry Editor, dengan cara klik Start Menu > Run dan ketik regedit dan klik OK
2. Cari Lokasi :
KEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer
3. Buat key baru ( Klik kanan > New > DWORD Value ) beri nama : NoDriveAutoRun
4. Double klik untuk mengisi nilai ( data ). Pilih Base : Decimal dan isikan Value data dengan nilai 67108863
5. atau run > gpedit.msc ----- User Configuration ------ Administrative Templates ------ System ------
terus, cari settingan Turn off Autoplay.
Ubah jadi enable.
• Tampilkan semua ekstensi file windows, termasuk file system windows. Caranya : Di windows explorer buka menu Tools > Folder Options… kemudian pilih tab view kemudian pilih (aktifkan) opsi “show hidden files and folder”, hilangkan check pada pilihan “Hide extensions for known file types” juga hilangkan tanda check pada “Hide protected operating system files (Recommended)”.
• Periksa setiap flashdisk yang dimasukkan apakah ada file autorun.inf, jika ada coba dilihat isinya, jika mengacu ke sebuah file .exe, .dll atau .scr yang aneh / hidden, segera hapus file-nya atau scan dengan antivirus
• Ini yang mungkin sangat penting : Jika komputer digunakan oleh banyak orang, minta agar pengguna berhati-hati sebelum menjalankan sebuah file, jangan hanya melihat icon-nya, tapi melihat ekstensinya. Misalnya file itu dengan icon ms word, excel, gambar, mp3 dsb tetapi kok berekstensi .exe, .scr, .vbs, .bat atau tidak sesuai dengan iconnya, harap diwaspadai
• Gunakan tools / program seperti autoruns untuk melihat file/program apa saja yang berjalan ketika windows diaktifkan. Jika ada program yang aneh segera tanyakan kepada orang yang lebih tahu. Semoga artikel ini bermanfaat. Trims

Pemimpin Tidak Paham Organisasi, Maka.........

Pemimpin merupakan ujung tombak sebuah komunitas, apapun komunitas itu. Baik itu komunitas yang bersifat religius maupun nasionalis. Setiap pemimpin memeiliki kriteria tertentu untuk memenuhi persyaratannya sebagai pemimpin : antara lain ia memiliki kredibilitas dalam membawa massa, kharismatik, berilmu, berjiwa kepemimpinan, cerdas, paham organisasi dan masih banyak kriteria lain yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Pada saat sekarang ini, terkadang ambisi seseorang untuk menjadi pemimpin menutup mata mereka dari semua kriteria tersebut, sehingga tidak heran bila di zaman sekarang banyak kita temui para pemimpin yang tidak memiliki kompetensi dalam memimpin, alhasil kepemimpinannya selalu menghasilkan kontroversi di tengah masyarakatnya dan juga bawahannya. Atau terkadang pemimpin semacam ini dapat juga membuat resah organisasi ataupun daerah tetangganya, mengapa demikian ??? Karena terkadang sang pemimpin tidak dapat membedakan batasan-batasan wilayah kinerja, sehingga terkadang apa yang bukan menjadi urusannya diurus, sedangkan tanggung jawabnya sendiri terlantar tanpa disadarinya. Nah... Kalau sudah demikian, apa hendak dikata, mau tidak mau masyarakat harus mengikuti kebijakan-kebijakan bodoh yang dikeluarkan oleh pemimpin bodoh yang hanya dilandasi oleh ambisi nafsu.


Semoga kita tidak termasuk dalam pemimpin-pemimpin model seperti ini.

Hari Raya, Mengapa Harus Berbeda.......?

Oleh: Abdul Kholiq, Lc

Masyarakat (khususnya orang awam) sering cemas dan bingung saat hendak mengawali Ramadhan atau Syawal. Mereka kerap disuguhi perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Syawal.

Tentu saja ini bukan masalah sepele. Idul Fitri yang seharusnya membuat mereka senang, justru melahirkan kebingungan dan kecemasan.

Sekedar catatan, setidaknya, sejak 1992 sampai sekarang, sudah tujuh kali Indonesia mengalami perberbedaan Idul Fitri. Dimungkinkan, Ramadhan tahun inipun akan mengalami nasib sama.

Wajar jika Menteri Agama, M Maftuh Basyuni, mengaku selalu merasa khawatir setiap menjelang bulan Ramadahan atau saat menetapkan 1 Syawal.

Hak Amir

Direktur Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Ahmad Zahro pernah mengkritik sikap sebagian tokoh yang cukup paham agama dan mengikuti sidang itsbat. Tatakala selesai sidang dan menghasilkan keputusan pemerintah, mereka kembali kepada golongan masing-masing dengan tetap berpegang pada pendapat semula tanpa hirau dengan keputusan pemerintah hasil musyawarah mereka sendiri.

Andaikan ulama-ulama terhormat --yang mayoritas mewakili organisasi keagamaan-- itu lebih berlapang dada mengakui ototoritas pemerintah (dalam hal ini Depag) melalui mekanisme sidang itsbat, maka setidaknya musibah itu dapat diminimalisir secara signifikan, kalaupun tidak ternetralisir.

Patut disyukuri, Maftuh berani menyatakan dengan tegas --dalam sambutannya pada Halaqah Internasional Ulama dan Orientasi Hisab Rukyat Mejelis Ulama Indonesia di Malang (Sabtu, 2/8/08)-- bahwa penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, adalah otoritas pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri Agama, melalui mekanisme sidang itsbat.

Apa yang dikatakan Maftuh itu secara fikih cukup berdasar. Sebab masalah ini menyangkut Muslim secara menyeluruh yang tidak boleh dibatasi dengan sekat-sekat madzhab, organisasi, maupun aliran. Untuk itu, perlu keputusan dari pihak yang menjadi atasan dari semua kelompok tersebut, baik rela maupun tidak.

Secara umum, eksistensi peran pemerintah --baik dengan simbol khalifah, imam, sultan, hakim, amir dan istilah lainnya-- dalam penegakan syariat adalah sesuatu yang tak dapat dibantah. Dalam hal jihad Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda: "Imam adalah tameng untuk berperang (melawan musuh) dan sebagai perlindungan. Jika ia memerintah untuk bertaqwa kepada Allah dan berbuat adil, maka baginya pahala. Dan bila ia memerintah dengan yang lainnya, maka ia berdosa" (Riwayat Nasa'i).

Tak hanya masalah perang, masalah hukum pidana maupun perdata, atau hukuman yang berupa ta'zir, semua diserahkan pada kebijakan imam (penguasa). (Riwayat Turmudzi)

Al-Mawardi dalam buku monumentalnya al-Ahkam al-Sulthaniyyah menyimpulkan bahwa dalam Islam negara mempunyai dua fungsi. Pertama, menjaga agama (hirasat al-din), dan kedua, mengatur dunia (siyasat al-dunya). Kesimpulan tersebut juga didukung oleh Ibn al-Azraq dalam bukunya, "Badai' al-Silki fi Thaba'i' al-Mulki".

Khusus mengenai penetapan awal bulan Ramadhan, apa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW adalah bukti nyata peran pemerintah yang saat itu diperankan Nabi sendiri.

Ibnu Abbas meriwayatkan: Ada seorang Badui datang kepada Nabi. Ia berkata: “Aku telah melihat hilal yaitu Ramadhan.” Maka Nabi bertanya, “‘Apakah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah?” Si Badui itu menjawab, "Ya" Nabi bertanya lagi, "Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah?" Ia menjawab, " Ya." Kemudian Nabi berkata, "Wahai Bilal, umumkan kepada semua orang hendaklah mereka besok berpuasa." (Riwayat Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i dan Ibn Majah).

Tampak dalam Hadits ini bahwa si Badui itu hanya berperan sebagai informan, sedangkan Nabi sebagai penetap atas kebenaran informasi tersebut melalui uji validasi. Beliau juga menunjukkan fungsi instruktifnya kepada seluruh masyarakat saat itu.

Argumen ini juga didukung oleh riwayat Ibn Umar yang menceritakan, "Orang-orang melihat hilal, maka aku memberitahukan kepada Nabi, bahwa aku melihatnya, maka Nabi berpuasa dan menyuruh semua orang untuk berpuasa," (Riwayat Abu Dawud).

Berdasar Hadis kedua ini nyata sekali bahwa sebanyak apapun informasi mengenai ru'yah hilal, baru legitimate secara syar'i bila disahkan oleh penguasa yang berwenang. Syamsuddin al-Ramli mengutip pendapat al-Nawawi, bahwa bila ada seseorang yang bersaksi melihat hilal kemudian dibenarkan dan ditetapkan oleh penguasa, maka semuanya wajib berpuasa.

Dan dalam kondisi banyak orang menyatakan melihat, namun pemerintah tidak memandangnya sebagai informasi yang valid, maka esok harinya adalah hari ragu (yaum al-syak) yang haram untuk berpuasa. Hal ini dinyatakan al-Ghazali dan Jamal al-Yamani yang dikutip dalam "al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra" (III, 298)

Perbedaan (belum tentu) Rahmat

Realitasnya di Indonesia, secara de fakto dan de yure, mayoritas organisasi Islam berlindung di bawah payung hukum negara, dan di bawah asuhan Departemen Agama. Namun ironisnya, selalu tampak enggan ikut keputusan pemerintah dalam menetapkan Syawal walaupun mereka sendiri ikut bersidang.

Padahal ulama sepakat bahwa keputusan penguasa (hakim) tidak boleh ditentang dalam masalah-masalah ijtihadiyah, demi kemaslahatan hukum (al-Amidi, al-Ihkam, IV, 203). Dan ketetapan penguasa bersifat wajib ditaati sekaligus menghapus berbagai perbedaan pendapat (Badr al-Din al-Zarkasyi, al-Mantsur fi al-Qawaid, II,59).

Menurut penulis, ada beberapa kemungkinan mengapa sikap enggan itu terjadi. Pertama, kontaminasi arus pemikiran pluralisme. Ada kecenderungan ingin tampil berbeda. Secara normatif, sikap ini didukung dalil yang cukup populer yang berbunyi: "Perbedaan pendapat umatku adalah rahmat." Padahal, ini adalah hadis yang tak berdasar sama sekali (al-Albani, al-Silsilah al-Dha'ifah, I, 141).

Al-Suyuti pun gagal menemukan sanad Hadits tersebut (al-Jami' al-Shaghir: 1243). Namun tetap saja Hadits ini digunakan sebagai pembenar untuk setiap perbedaan, bahkan yang mengarah pada penyelewengan agama.

Kedua, fanatisme kelompok. Ada kecenderungan membela kelompok jauh lebih penting dibanding mencari kebenaran. Dorongan ini acap kali muncul khususnya dalam suasana kompetitif dalam forum adu argumentasi.

Ketiga, egoisme pribadi. Tanpa harus mengarahkan telunjuk kepada orang lain, secara pribadi, kita sering mendahulukan ego pribadi meski dasar dan dalilnya tidak kuat. Dorongan seperti itulah yang bila muncul dapat menutup pintu sepakat dengan pihak lain. Anehnya, kita tetap memunculkannya meskipun kita tahu risikonya tidak ringan di hadapan Allah SWT sebagai tindakan sombong (kibr).

Besar harapan penulis akan adanya kesepakatan serta persatuan umat terhadap masalah Ramadhan atau 1 Syawal. Kesepakatan sebaiknya harus tetap di bawah imam, amir (penguasa). Bagaimana jika tetap ada yang berpendapat lain?

Imam Syafi’i, dalam Majmu’ Fatawa Ibnu Taymiyah (juz 6 halaman 65) mengatakan, “Kalau ada orang yang melihat (hilal) kemudian persaksiannya tidak diterima imam, maka dia wajib tetap berpuasa, tetapi sirri (sembunyi).”

Karena itulah di beberapa negara seperti Arab Saudi, Mesir dan Timur Tengah, perselisihan seperti ini belum pernah kita jumpai.

Akhirul kalam, sungguh kekuatan ada dalam persatuan dan keruntuhan pasti terjadi akibat perpecahan. Tak ada yang dapat disebut berhasil dalam berbeda pendapat, berhasil hanya tepat untuk sebuah akhir adalah sebuah kata “sepakat.”

sumber : www.hidayatullah.com

Rokok, Walau Beracun Tapi Jangan Haramkan Dulu...?


Oleh: Abdul Kholiq, Lc

Hal yang sepadan saat ini tengah terjadi. Ketika MUI –sebagai wadah resmi ulama di bawah pemerintah- berencana menyampaikan fatwanya sebagai jawaban atas permohonan ketua Komnas HAM Anak Seto Mulyadi, kontan segenap tokoh menentang rencana itu. Bahkan para petani tembakau di Jember, Jawa Timur, Jumat (15/8/2008) siang, berdemonstrasi menentang fatwa MUI tersebut (http://www.liputan6.com) Pasalnya, fatwa tersebut berisi pengharaman atas bahan konsumsi beracun yaitu rokok. Mengapa itu terjadi, beragam alasan mereka kemukakan, baik yang bersifat normatif (berdasar pada dalil syar'i) maupun sosiologis.

Walaupun belum dikenal pada masa Nabi, sahabat maupun tabiin, masalah rokok tak dapat dikatakan baru dalam kehidupan kaum muslimin. Awal abad ke 10 H adalah era awal kaum muslimin bersentuhan dengan menghisap rokok (syurb al-dukhan). Melalui karya ulama dapat kita saksikan bagaimana respon mereka sejak saat itu terhadap fenomena kegandrungan baru yang populer tersebut. Sepanjang penelusuran penulis respon pertama adalah fatwa haram dari para ulama besar yang dikutip dan disetujui oleh sang murid yang juga ulama besar Abu Yahya Zakariya al-Anshari al-Syafi'i yang wafat pada 926 H (baca al-Ghurar al-Bahiyyah fi Syarh al-Bahjah al-Wardiyyah: I/143). Kemudian berikutnya muncul beberapa fatwa baik yang mendukung maupun yang berbeda. Pendapat mereka terbagi dalam tiga kubu, mengharamkan, memakruhka dan memubahkan. (al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah: I/3522)

Kelompok yang membolehkan, beralasan dengan kaidah fikih, bahwa asal segala sesuatu adalah boleh kecuali ada bukti yang mengharamkannya. Faktor yang mengharamkan barang konsumsi ada dua hal yaitu memabukkan dan membahayakan kesehatan. Sayyid Sabiq menambahkan tiga hal lagi yaitu najis, terkena najis dan masih berstatus milik orang lain. ( Fiqh al-Sunah: III/267). Menurut mereka semua hal itu tak terbukti pada rokok, sehingga hukumnya tetap halal. Andaipun ada yang terkena dampak negatif sebabnya, maka yang demikian bersifat relatif. Jangankan rokok, madupun yang secara nash dikatakan mengobati, dapat pula berdampak negatif kepada sebagian orang. Pendapat ini didukung oleh beberapa ulama lintas madzhab diantaranya yaitu Abd al-Ghani al-Nabulisi al-Hanafi (1062 H) yang terkenal dengan karangannya "al-Shulh Bain al-Ikhwan Fi Ibahat Syurb al-Dukhan". Ungkapan paling pedas disampaikan oleh al-Syaikh Ali Ibn Muhamad Ibn Abd al-Rahman al-Ajhuri (1066 H) dari madzhab maliki. Sebagaimana di kutip oleh Ahmad Ibn al-Shawi (1241 H) ia mengatakan : "Tidak mungkin orang yang berakal mengatakan bahwa rokok itu haram secara material, kecuali orang yang bodoh terhadap pendapat imam madzhab, congkak atau penentang" (Hasyiyah al-Shawi 'Ala al-Syarh al-Shaghir: I/74) Begitu pula Ibn 'Abidin (1252 H) dan al-Hamawi.. Untuk mengabadikan pendapatnya al-Ajhuri mengarang kitab "Ghayat al-Bayan li Hilli Syurb Ma La Yughayyib al-'Aql Min al-Dukhan". Sedangkan dari madzhab syafi'i ada al-Hifni, al-Halabi dan al-Syubramilisi. Ditambah lagi dari kalangan ulama hanbali yaitu al-Syaukani dan al-Karami.

Adapun kelompok ulama yang memakruhkan adalah Ibn 'Abidin (yunior) al-Hanafi yang wafat pada tahun 1306 H, Yusuf al-Shaftiy al-Maliki (abad XII), al-Syarwani al-Syafi'i dan al-Bahuti al-Hanbali (1121 H). Dasar pendapat mereka adalah pertama, yang jelas asap rokok itu menimbulkan bau busuk. Dan kedua, dalil ulama yang mengharamkan itu belum valid, alias belum dapat dipercaya secara penuh, hingga hanya sebatas menimbulkan keraguan (syakk).

Sementara itu, ulama dahulu yang berpendapat haram antara lain seperti Zakariya al-Anshari al-Syafi'i, Abu al-Ikhlash Hasan Ibn 'Ammar al-Syaranbilali al-Hanafi (1069 H), Salim al-Sanhuri al-Maliki, Najm al-Din al-Ghazi al-Syafi'i, Ahmad Ibn Ahmad Ibn Salamah al-Qalyubi al-Syafi'i (1070 H) dan Shalih Ibn al-Hasan al-Bahuti al-Hanbali (1121 H). Pada saat yang begitu jauh dari penelitian ilmiah modern, mereka seragam beralasan, bahwa rokok mengakibatkan terbukanya berbagai saluran dalam tubuh hingga potensial dimasuki materi yang berbahaya dan nyata pula bahwa rokok mengakibatkan kepala pusing. (Hasyiyah al-Bujairami 'Ala al-Khathib: XIII/200, al-Ghurar al-Bahiyyah fi Syarh al-Bahjah al-Wardiyyah: I/143, Hasiyah al-Qalyubi wa 'Umairah: I/341). Pendapat yang sangat keras disampaikan al-Bujairami al-Syafi'i (1221 H) sebagaimana dikutip oleh Syatha al-Bakri (1310 H). Ia berkata :" Adapun rokok yang ada saat ini yang juga disebut dengan al-tutun –semoga Allah melaknat orang memprakarsainya-, sesungguhnya itu termasuk hal baru (bid'ah) yang buruk " (I'anah al-Thalibin: II/260)

Sebagaimana disingung di atas, bahwa semua ulama sepakat dan tak satupun menolak bahwa keharaman barang konsumsi tergantung kepada keberadaan salah satu atau lebih dari kelima faktor yaitu memabukkan (muskir), membahayakan kesehatan (mudhirr), najis, terkena najis (mutanajjis) dan masih berstatus milik orang lain (milk al-ghair). Dan terbukti alasan kedua itulah (mudhirr, mengakibatkan madhrrat) yang menjadi stressing argumentasi ulama yang mengharamkan. Maka, bila dikaji dengan seksama tentang alasan kedua pendapat pertama di atas –yang membolehkan dan memakruhkan-, dapat dikatakan wajar bila keduanya menolak atau kurang percaya terhadap validitas argumen pendapat ke tiga. Hal itu dapat dipahami, sebab kendala utamanya terletak pada metode pembuktian dampak tersebut. Maklum, saat itu belum ada standar penelitian ilmiah serta metodenya yang disepakati, apalagi yang bersifat medis. Akhirnya, argumentasi bahwa rokok mengandung madharat dapat dengan ringan ditepis oleh orang yang tidak mempercayai, baik berdasar pengalamn pribadi maupun orang lain yang tidak tampak terkena dampak negatif rokok.

Untuk mengurai masalah ini, hendaknya dikembalikan kepada petunjuk Allah. Sebagaimana diketahui Allah memerintahkan kita untuk bertanya setiap hal kepada orang yang berkompeten (ahl al-dzikr) dengan firmannya: "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan bila kalian tidak mengetahui" (QS. Al-Nahl : 43). Dalam masalah rokok, ada dua masalah yang memerlukan dua ahli yang berbeda. Terkait dengan materi dan zat yang terkandung di dalamnya serta dampaknya terhadap kesehatan manusia, maka itu adalah wilayah ahli kesehatan, dokter maupun paramedis lain. Pada sisi lain, secara hukum syar'i adalah bidangnya ahli fikih. Dan seperti diketahui hukum syar'i dalam masalah rokok ini tergantung pada hasil studi para ahli kesehatan tersebut.

Sumber : www.hidayatullah.com