Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Wednesday, September 16, 2009

Gagalkah Ramadhanku ? ? ?


"Betapa banyak orang yang berpuasa tidak ada nilai baginya kecuali lapar dan dahaga. Dan betapa banyak orang bangun malam tidak ada nilai baginya selain terjaga (tidak tidur) dan kepayahan" {HR Nasa'i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim}
Demikian sabda Nabi saw dalam sebuah haditsnya yang menggambarkan beragam bentuk output Ramadhan, sekarang yang perlu kita muhasabah adalah diri kita, sukses atau gagalkah Ramadhan kita ?????
Apabila kita amati secara seksama menggunakan dalil aqliyah kita, maka ada bebrapa indikator yang bisa kita jadikan bahan untuk memuhasabah diri kita, apakah kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang gagal Ramadhan atau tidak. Nah sekarang akan coba kita uraikan indikator-indikator tersebut :
1. Ibadah di luar Ramadhan tidak jauh beda pada saat Ramadhan
Apabila di luar Ramadhan amalan-amalan ibadah kita tidak jauh beda pada bulan Ramadhan, maka perlu diwaspadai, ada gelagat tidak baik dalam diri kita. Tidak jauh berbeda bukan berarti sama, akan tetapi mungkin mengalami kemajuan namun dengan persentase yang sangat kecil, misal di luar Ramadhan rajin sholat lima, di dalam Ramadhan juga rajin, cuma yang membedakan antara Ramadhan dan tidak hanya sholat tarawihnya saja, tidak ada keinginan untuk menambah amalan yang lainnya.
2. Amalan Ramadhan tidak memberi makna untuk diri
Bulan Ramahan merupakan bulan dengan beribu-ribu amalan dan berjuta-juta fadhilah, sudah barang tentu semua amalan itu bila dikerjakan dengan ikhlas dan antusias akan membekas pada pribadi-pribadi yang mengamalkannya, sebagai contoh dengan berpuasa akan mengasah kejujuran seseorang. Namun bila begitu banyaknya amalan yang dilaksanakan hanya serasa melakukan rutinitas tradisi tahunan, terasa biasa-biasa saja tanpa ada makna yang mewarnai kepribadian. maka gelagat ini pun perlu dicurigai.
3. Warna Ramadhan hilang di 10 hari terakhir
Sepuluh hari terakhir merupakan saat yang paling menentukan, dimana saat itu merupakan penetuan yang akan menetukan apakah orang tersebut sukses atau gagal Ramadhannya, fadhilah setiap amalpun melonjak levelnya, namun terkadang sebagian dari kita malah futur diakhir Ramadhan, bahkan ada yang sudah tidak merasakan lagi nuansa Ramadhan, aktivitas pindah ke pasar-pasar dan mall-mall dengan alasan untuk mempersiapkan hari lebaran. Sungguh aneh memang, Rasulullah dan para sahabatnya selalu bersedih di akhir Ramadhan karena takut ditinggal Ramadhan, sedangkan kita bersuka-cita. Apabila gelagat ini muncul pada diri kita, maka ini pun perlu dicurigai.
Itulah sedikit beberapa indikator diri-diri yang gagal Ramadhan yang bisa penulis angkat, bila ada yang ingin menambahi, silahkan dikomentari.
Yaa Alloh, lindungilah pribadi-pribadi kami dari kegagalan Ramadhan......


Saturday, September 12, 2009

Akhir Ramadhanku

Tanpa terasa kita sudah memasuki sepertiga akhir dari bulan Ramadhan. Entah persaan yang mana yang benar yang muncul dari dalam hati ini. Terkadang an-nafs yang tidak menginginkan kedatangan Ramadhan bersuka cita dengan akan berakhitnya Ramadhan, namun hati tempat bertenggernya iman tentu akan sangat sedih, karena bulan mulia yang dulu ditunggu-tunggu akan segera berlalu. Namun terlepas dari itu, ada satu malam mulia yang terdapat di akhir Ramadhan, malam apakah itu, tiada lain dia adalah malam Lailatul Qadr, malam yang nilai kemualiaannya menyamai 1000 bulan, subhanalloh....
Di dalam Alqur'an, tepatnya dalam surah al-Qodar ayat 1 - 3 dijelaskan dengan gamblang tentang keutamaan malam Lailatul Qodr ini. Di malam itu Alloh menurunkan beribu-ribu keutamaan kepada hambanya yang memburunya. Yang perlu digaris bawahi adalah, keutamaan yang begitu besar itu hanya akan diterima oleh mereka yang bersungguh-sungguh mencarinya, yaitu melalui i'tikaf dengan memperbanyak berbagai macam ibadah. Selama ini ada beberapa cerita aneh yang pernah kita dengan bahwa lailatul qodr turun kepada mereka yang sedang jalan di tengan sawah, yang sedang tidur nyenyak dan sebagainya yang pada mereka tidak ada sama sekali tanda-tanda melakukan i'tikaf, namun wallohu a'lam kalau itu memang benar adanya, namun kita tetap selalu berkeyakinan bahwa sebuah keutamaan itu akan dicapai bagi mereka yang benar berusaha mengejarnya.
Oleh karenanya, ayo kita perkuat ghiroh kita untuk sama-sama mengejar keutamaan besar itu, jangan sampai terlewat sia-sia dan hanya kita habiskan untuk tidur semalam suntuk saja.