Menyelami Dua Dunia

Ketika seseorang berada pada amanah kepemimpinan, maka salah satu kondisi yang memerlukan pemikiran-pemikiran besar dengan tingkat adaptasi yang tinggi adalah berada pada posisi usia masyarakat yang beragam. Yang paling sering mengalami jurang perbedaan yang cukup dalam adalah posisi lebih tua dan posisi lebih muda. Adapun posisi sejajar masih cenderung lebih mudah dikondisikan. Disinilah seorang pemimpin harus terampil untuk bisa menyelami dua dunia yang memiliki perbedaan yang sangat besar dalam berbagai hal.

Masyarakat yang lebih tua cenderung memiliki karakter senior, lebih dewasa, berpengalaman dan tidak mau tertinggal untuk melibatkan diri dalam berbagai hal. Akan menimbulkan masyalah serius ketika ditemukan mereka tidak dilibatkan pada sesuatu yang mereka anggap mereka mampu melibatkan diri tanpa ada alasan yang benar-benar logis.

Masyarakat yang lebih muda cenderung memiliki karakter petualang, ingin selalu mencoba, ingin membuktikan sebuah konsekwensi, terlalu berani, kurang perhitungan, berburu pengakuan dan sering tidak berfikir jangka panjang. Sehingga tidak jarang kita temukan masyakat muda menjadi pendobrak.

Dua karakter ini sering mengalami gesekan yang berujung pada ketidaksingkronan. Ketika gesekan itu tidak segera diselesaikan, maka akan sangat menghambat pergerakan. Dua karakter ini pun tidak dapat dipaksakan untuk sama dalam berbagai hal.

Ketika dua karakter ini mampu dikondisikan, maka akan melahirkan kondisi yang sangat ideal dan saling melengkapi kekuatan. Disinilah peran pemimpin untuk bisa berada pada dua kondisi yang berbeda. Di sisi lain dia harus mampu memahami dan berkarakter masyarakat muda, di sisi lain dia harus mampu memahami dan berkarakter sebagai mana karakter masyarakat tua.