Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Wednesday, November 6, 2019

Makmum Lucu

Pada suatu ketika di sebuah masjid akan dilaksanakan kegiatan ibadah salah satu sholat wajib.

Iqomah baru saja dikumandangkan, pertanda sholat akan segera dilaksanakan.
Para jamaah mulai berdiri dan membentuk barisan lurus menghadap kiblat.
Namun, imam yang akan memimpin sholat belum tampak di tempatnya.
Beberapa jamaah mulai saling melirik untuk melihat siapakah yang akan diangkat untuk menjadi imam yang akan memimpin sholat pada waktu itu.
terjadilah percakapan kecil, tepatnya diskusi singkat membahas syarat-syarat seorang imam shalat, untuk kemudian dicari siapakah yang pantas menjadi imam.



Tersebutlah seorang yang ada di barisan, yang sebagian orang mengenalnya mampu menjadi imam dari sekilas penilaian sehari-hari dan dari celotehnya dari awal perbincangan tentang imam.
Namun beberapa kali dipersilahkan, orang tersebut tidak bersedia maju dengan berbagai alasan. Dan akhirnya, orang yang berada di sebelahnyalah yang bersedia maju menjadi imam.

"Luruskan dan Rapatkan shaf demi kesempurnaan sholat kita" perintah pertama sang imam

"Mohon yang lebih tua dan lebih bagus ilmu agamanya bisa mengisi shaf terdepan dahulu, supaya bisa menggantikan imam bila nanti mendadak imammnya tidak mampu melanjutkan" tambahan instruksi sang imam, karena dia merasa masih canggung berada di depan orang-orang yang dia yakini lebih mampu jadi imam.

"Tidak juga seperti itu lah pak imam, anda pasti mampu dan kami yang di belakang anda ini sudah cukup siap dengan apa pun kondisinya" celetuk seorang makmum.

"Mohon anak-anak agar berada dekat dengan pengawasan orang tuanya, supaya mudah menenangkan bila mereka bermain ketika sholat sedang berlangsung" tambah pak imam lagi.

"Wah pak imam, biarlah mereka di belakang berkumpul bersama anak-anak yang lainnya. Tidak mungkin juga kita bisa sholat sambil menjaga anak, tambah pekerjaan baru saja" celetuk dari makmum yang lain.
Sang Imam hanya diam sambil tersenyum.

"Mohon supaya alat-alat yang nantinya bisa menghasilkan suara saat sholat sedang berlangsung dimatikan sekarang, supaya sholat kita tidak terganggu, seperti hp, radio dan walki-talki" tambahan pak imam lagi sebelum kemudian balik arah untuk mulai sholat.

"Wah, pak imam ada-ada saja, lagian siapa juga yang mau menelpon di waktu sholat" bisik seorang makmum kepada teman di sebelahnya, tapi masih sedikit terdengar pak imam.

Kemudian, sholat berjamaah pun dimulai dengan khidmat dan khusuk.
Di tengah-tengah kegiatan sholat kadang terdengar cekikikan anak-anak dari barisan belakang, kadang ada sesekali yang melintas di depan barisan depan.
Ada pula suara notifikasi pesan masuk di hp salah satu jamaa'ah dan beberapa suara panggilan masuk yang menggunakan nada dering cukup menggota pikiran bagi telinga yang mendengar.

Selesai semua rangkaian kegiatan sholat berjamaah, sebelum jamaah bubar, pak imam sedikit memberikan pesan-pesan singkat, semacang kultum singkat tepatnya ;

"Jamaah sekalian yang dimuliakan Alloh SWT, apa yang kita khawatirkan akhirnya terjadi, walau pun tidak sampai membatalkan sholat - sholat kita, namun tetap saja itu mengganggu seagian teman kita, semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, terima kasih"

"Wah, pak imam fokus saja jadi imam, supaya sholatnya khusuk, tidak usah urusin kehidupan kita-kita, kita bisa urus diri sendiri"

Ini adalah sekelumit kisah fiktif yang menjadi fakta dalam kehidupan berorganisasi dalam masyarakat. Walau pun tidak semua, namun sering saja kita jumpai kondisi seperti ini.

Setidaknya ada tiga "Sikap Lucu" rakyat yang kadang membuat seorang pemimpin harus maklum, sekalipun sebenarnya itu suatu hal yang krusial.
maklum karena si rakyat lebih cenderung tidak faham kondisi dan posisi, krusial karena akan menimbulkan akibat yang tidak baik bila tidak dibenahi.
ketiga sikap itu adalah ;
1. Susah taat, kalau pun taat pasti ada argumen dan komentar
2. Terbebani dengan program yang sudah disepakati
3. Tidak ingin dievaluasi, dan merasa terusik dengan penilaian pemimpin

Semoga kita dijauhkan dari tiga kelucuan ini

No comments:

Post a Comment

Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya