Bulan Ramadhan 1440 H baru saja berlalu meninggalkan kita. Banyak kesan dan pesan menghiasi kepergiannya. Bagi para Mujahid Ramadhan, momen ini akan menyisakan kesedihan yang luar biasa. Namun, tidak semua hamba Alloh bertipe seperti itu, bahkan ada yang merasa begitu memang dan bebas setelah lepasnya Ramadhan.
Bagi para Mujahid Ramadhan, cita-cita terbesar setelah Ramadhan adalah lulus sebagai pribadi sukses Ramadhan. Seperti mabrurnya orang berhaji, atau juga mumtaznya seorang pelajar, begitulah pula cita-cita para Mujahid Ramadhan.
Berbicara tentang sukses Ramadhan, maka tentunya ada ciri-ciri atau setidaknya indikator yang tampak dari seseorang yang sukses Ramadhannya. Para ulama memberikan ciri-ciri sederhana bagi mereka yang sukses Ramadhannya. Indikator terbesar adalah, ketika sebagian besar amalan-amalah baik di bulan Ramadhan dapat menjadi warna dalam kehidupan setelah Ramadhan. Secara umum dapat terlihat seperti ini :
(1) Menjadi Semakin Ikhlas
Ibadah Puasa akan melatih pelakunya untuk melakukan ibadah yang hanya diketahui oleh dirinya dan Tuhannya, ini menjadi salah satu pelatihan untuk menguatkan sifat keikhlasan. Dimana para pelakunya hanya akan berharap perhatian dari Alloh saja. Apalagi Rosul saw memberikan motivasinya dengan tawaran yang luar biasa :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ: الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ, قَالَ اللهُ تَعَلَى: إلاَّ الصِّيَامُ فَإنَّهُ لِيْ وَأنَا أَجْزِيْ بِـهِ, يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ
“Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Satu kebaikan akan dibalas 10 kali lipat sampai 700 kali lipat. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa. Puasa ini untuk diri-Ku dan Aku akan membalasnya (dengan pahala tanpa batas). Dia meninggalkan syahwat dan makanannya demi diri-Ku….” [Shahih Muslim: 1151]
(2) Semakin Ringan dan Nikmat Dalam Melakukan Amal Ketaatan
Efek positif dari terbiasanya dan terjaganya amal baik harian di bulan Ramadhan adalah terwarnainya hidup dengan prilaku baik. Karena, orang yang benar-benar berpuasa tidak hanya takut akan batalnya puasa saja, namun lebih pada rusaknya nilai puasa. Rosul saw sudah memberikan rambu-rambunya :
وَإذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فَإنْ سَبَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ
“…Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah melakukan rafats (seperti berbicara porno atau keji) dan tidak juga membuat kegaduhan. Jika ada orang yang hendak mencaci atau menyerangnya, hendaklah ia (bersabar dan) berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa…” [Shahih Bukhari:IV/88]
(3) Semakin Jauh dari Maksiat
Dengan berpuasa akan membentengi diri seorang hamba dari maksiat kepada Alloh SWT. Dan bila nilai-nilai puasa ini atau bahkan ibadah puasa itu sendiri dapat terus teramalkan di luar Ramadhan, akan menjadi pelindung bagi seorang hamba dari maksiat kepada Alloh. Sebagai contoh :
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ السْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةُ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإنَّهُ أغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأحْسَنُ لِلْفَرْجِ فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian anak muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih tangguh memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa bisa menjadi perisai baginya (dari kemaksiatan).” [Shahih Bukhari: IV/106 dan Shahih Muslim: 1400 dari sahabat Ibnu Mas’ud]
(4) Semakin Cinta pada al-Qur-an
Kebiasaan membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan dengan berbagai kenikmatan yang diperoleh tentu akan susah untuk dihilangkan menjadi kenangan begitu saja bagi seorang Mujahid Ramadhan. Mereka akan terus ingin menikmati keindahan dan ketentraman itu di luar bulan Ramadhan.
(5) Selalu Menjadi Dermawan
Walaupun ganjaran yang diperoleh seorang yang bersedekah di Bulan Ramadhan jauh lebih besar dari di luar bulan Ramadhan. Namun, ketika budaya saling peduli sesama sudah menjadi warna yang indah sejak bulan Ramadhan, maka kebiasaan indah itu akan terus terjaga di luar Bulan Ramadhan.
(6) Kepedulian kepada Sesama Muslim Semakin Kokoh
Salah satu amalan mulia di Bulan Ramadhan memberi makan orang yang berpuas. Pada hakekatnya, ini sebuah pelatihan untuk peduli sesama di saat kondisi kita sebenarnya sama-sama membutuhkan bantuan. Pelatihan ini akan memupuk rasa peduli kita kepada sesama. Seperti yang dijelaskan Rosul saw :
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, maka baginya pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”[Ahmad: IV/114-116, shahih menurut at-Tirmidzi: 804]
Setidaknya ini beberapa ciri yang dapat terlihat dari mereka-mereka yang mendapatkan kesuksesan dalam Ramadhannya. Masih banyak bila ingin dijabarkan lebih rinci dan dari beberapa pemaparan ulama yang lainnya.
Semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiiin
No comments:
Post a Comment
Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya