"Adik kenapa tidak berpuasa ?"
"Nanti bisa lelah Pak, pulangnya kan siang"
"Lho kan bisa latihan dulu, supaya kuat"
"Iya Pak, tapi tetap tidak kuat, nanti aja ya kalau sudah besar ?"
"Belum dicoba kok sudah bilang tidak kuat, dicoba dulu ya"
Memang tidak semua anak punya jawaban seperti itu, namun kadang memang seperti itu jawaban yang sering ditemukan hehehe ... Nah, bagaimana cara melatih Anak Berpuasa, agar sedikit demi sedikit mereka bisa memahami kandungan perintah itu.
Sebenarnya semua itu bermuara pada pola pendidikan agama di rumah, seberapa besar orang tua memberikan pemahaman keagamaan kepada anak. Setidaknya ada gerakan dasar yang perlu kita bangun, antara lain;
1. Perkenalkan Sedini Mungkin
Memperkenalkan anak pada ajaran agama harus sejak awal. Nabi saw dalam haditsnya juga menjelaskan bahwa menuntut ilmu utu dari buaian hingga liang lahat. Semakin dini dekenalkan maka akan semakin menyatu. Terkadang ada sebagian orang tua berpendapat begini; "Kan masih kecil, tidak usah terlalu dipaksakan, nanti kalau sudah besar akan paham sendiri kok", inilah pola pikir yang harus diluruskan. Coba kita telusuri, anak yang sejak kecil sudah terbiasa dengan pola hidup Islami akan lebih mudah menerima perintah agama, ketimbang anak yang sejak kecil jarang atau bahkan tidak pernah mendapatkan nuansa keagamaan dalam hidupnya akan cenderung lebih sulit menerima perintah agama, karena ada keterkejutan terhadap hal yang dianggap baru dan dirasa tidak berpihak kepada kesenangannya. Contohnya ibadah puasa.
2. Sering Ajak Anak dalam Ibadah
Jangan lupa, sering-sering ajak anak melakukan ibadah. Ketika kita sholat berjamaah di rumah, ajak mereka. Ketika tadarrus bersama, ajak mereka untuk bergabung atau sekedar mendekat dan masuk dalam kelompok. Ketika berpuasa, ajak juga mereka tidak makan, atau jangan ada makanan terlihat di rumah. Ketika hendak berbuka, ajak juga mereka menyiapkan menu berbuka. Sehingga kehidupan Islam itu tidak hanya pengetahuan tapi menjadi bagian dari hidup mereka.
3. Memberikan Contoh Terbaik
Ini merupakan langkah penguat terpenting berikutnya. Suatu hal yang tidak lucu bila kita ajak anak melakukan sesuatu yang kita tidak melakukannya. Kita ajak anak sholat, kita sendiri nonton TV. Kita suruh mereka puasa, sedang kita begitu nampak makan tanpa ada niat sembunyi-sembunyi. Ini akan melahirkan sikap mental ketidakpercayaan dan ketidakseriusan pada diri mereka.
4. Reward dan Punishment
Reward adalah ganjaran, hadiah atau penghargaan atas keberhasilan, sedangkan punishment adalah ganjaran, hukuman atau sanksi atas ketidaktuntasan dan pelanggaran. Kedua ha ini harus jalan seimbang dan tetap berdasar pada motivasi mendidik. Bentuknya pun tidak hanya dalam bentuk-bentuk fisik, bisa dalam bentuk lain dengan tujuan yang sama. mungkin dalam bentuk teguran dan pujian yang baik dan mendudkung.
Ini adalah gerakan dasar pendidikan Agama, tidak hanya berlaku pada puasa namun bisa lebih luas lagi. Ynag diperlukan adalah kretifitas dan kecerdasan orang tua dalam melaksanakannya. Karena semua hal yang ditemukan dilaksanakan dapat diolah, diintegrasikan dan kemudian dilaksanakan sebagai bahan pembelajaran. Yang perlu kita ingat bersama adalah "Anak Cerdas Lahir dari Orang Tua yang Cerdas Pula" dan "Semakin Kreatif Gurunya, semakin Hebat Muridnya". Wallohu'alam ...
No comments:
Post a Comment
Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya