Ada yang naik di meja, naik jendela, panjat pagar, panjat rangka bangunan yang sedang dibangun, bahkan panjat jendela bus dan keluarkan kepala keluar bus yang sedang laju, sedang orang tuanya hanya diam tanpa merasa khawatir atau merasa bersalah disaat anaknya melakukan kesalahan.
Ketika anak melakukan sebuah pekerjaan maka sejatinya dia sedang menimbang sebuah nilai, ketika orang tua diam, berarti itu akan menghasilkan sebuah penilaian bahwa apa yang dilakukan adalah baik dan disetujui. Ketika pekerjaan itu mendapat pujian, maka akan menghasilkan sebuah penilaian bahwa apa yang dilakukan itu istimewa. Ketika pekerjaan itu mendapatkan teguran, maka akan menghasilkan sebuah penilaian bahwa apa yang dilakukan itu salah.
Inilah bukti nyata bahwa pendidikan itu dari buaian hingga liang lahat, dalam artian menyeluruh, tanpa henti dan tanpa celah.
Kadang kita sering menyaksikan ada anak yang begitu ringannya membentak temannya, padahal ada orang tuanya di sanpingnya. Ada juga yang sering mengucapkan perkataan kotor. Ada yang terbisa berprilaku negatif (dalam penilaian lingkungan sosial) padahal di lingkungan sekitarnya itu merupakan hal yang negatif.
Bayangkan saja kalau setiap perbuatan yang dilakukan anak kita diamkan, kita biarkan, maka dia akan membentuk penilaian sendiri terhadap setiap yang dilakukan. Syukurnya kalau itu perbuatan positif, bagaimana kalau perbuatan negatif. Tidak dapat dibayangkan, anak kita melakukan berbagai macam pelanggaran tanpa merasa kalau itu kesalahan. Maka kita akan melahirkan generasi yang selalu merasa benar sekalipun mereka bersalah.
WalLohu 'alam