Menjelang Pemilu legislatif 2009, profil-profil Caleg (calon legislatif) bertaburan seperti jamur yang tumbuh di musim penghujan, baik itu berupa poster, baliho, spanduk dan juga beragam iklan lainnya. Bingung.... mungkin itu yang terbetik dalam hati sebagian kita, sehingga menuntut cara berfikir yang cerdas sebelum melangkah.
Sebagai rakyat kecil dan awam, hal ini menciptakan kebingungan yang luar biasa, sehingga mereka pun kemudian menilai profil-profil tersebut berdasarkan seberapa besar keuntungan yang akan mereka terima bila mereka memilih para Caleg tersebut. Dengan berdasar hal pada landaan tersebut, akhirnya para Caleg pun dengan giatnya menebar visi-misi yang bermandikan keuntumgan materialis yang menggiurkan, bahkan dengan berani sedikit menambah modal, mereka bagikan berbagai macam kebutuhan pokok kepada masyarakat. Bagi masyarakat yang minim pendidikan, hal ini merupakan sebuah sihir yang dasyat, sehingga kulitas sudah tidak dipandang sebagai standarisasi dalam memilih Calon wakil mereka, Sungguh Naif....
Sebagai seorang Caleg, tentunya ini harus menjadi bahan pemikiran baru, bagaimana menjadikan Negara kita ini dipenuhi oleh masyarakat yang "cerdas berilmu", jangan hanya mengandalkan Sembako dan BBM menjadi bahan orasi dalam kampanye. Karena modal hidup tidak hanya itu saja khan?????, sebagai Caleg cerdas tertunya harus bervisi cerdas juga. Jangan didik masyarakat kecil seperti kami ini menjadi masyarakat manja yang hanya menunggu hujan sembako dan BBM tercurah dari langit, tapi didiklah kami menjadi masyarakat cerdas dan kuat yang mampu berfikir bagaimana menjatuhkan sembako dan BBM tersebut dari langit.
Kami tunggu kalian selalu wahai Caleg-caleg cerdas berwawasan keilmuan, hidup Indonesiaku...