Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. (QS. Al Baqarah:43)
Salah satu hikmah sholat berjamaah adalah menggugurkan kesombongan rasa besar diri yang membesarkan semua predikat keduniaan, pangkat, jabatan, harta dan nama yang disandang dan menggantinya dengan penyerahan total terhadap kebesaran Ilahi. Ini dibuktikan dengan fakta bahwa barisan sholat berjamaah, shaf-shaf sholat tersebut tidak pernah terbentuk berdasarkan golongan, jabatan, staf-non staf, dan lain-lain predikat keduniaan. Di mana pun sholat berjamaah didirikan, ia tidak didasari oleh semua predikat ini. Yang pegawai rendahan apabila kebetulan berdiri di sebelah seorang senior manajer, misalnya, dia harus tanpa sungkan-sungkan merapatkan barisan dengan bapak manajer tersebut. Demikian juga pejabat tinggi tidak boleh, misalnya karena alasan derajat menjadi turun gara-gara bersebelahan dengan bawahan, tidak boleh meminta perlakuan istimewa dengan mengkavling ruang sholat sekehendak hatinya dan tidak memperbolehkan orang lain merapatkan barisan dengannya. Kesombongan-kesombongan seperti inilah yang digugurkan oleh persatuan shaf sholat berjamaah. Ini yang pertama.
Alasan lain sehingga dikatakan sholat berjamaah tersebut dapat menggugurkan kesombongan adalah sifat gerakan sholat itu sendiri. Pada saat sujud, kepala tempat berdiamnya intelegensi yang sering dipertuhankan dan raut wajah elok yang sering dibanggakan karena kegagahan dan kecantikannya, saat sujud kepala dan wajah sumber kesombongan ini tersungkur lebih rendah dari jalan keluar kotoran yang menjijikkan. Inilah dua hal yang dapat memberikan pelajaran kepada kita, menyadarkan kita bahwa dengan sholat berjamaah kesombongan adalah sesuatu yang menggelikan. Semua predikat keduniaan, pangkat jabatan dan nama besar yang disandang tidaklah ada artinya di depan Allah.
Bagi orang yang ingin menghilangkan kesombongan diri, seharusnya banyak-banyak mendatangi shaf-shaf sholat berjamaah yang didirikan. Cuma sayangnya, sampai saat ini sering kali kita temukan tiang masjid berjumlah jauh lebih banyak dari jumlah orang yang menghadiri sholat berjamaah tersebut. Sepinya orang yang menghadiri sholat berjamaah ini bukan disebabkan ketidaktahuan akan hikmah-hikmah sholat berjamaah. Justru yang terjadi adalah biasanya kita berapologi, mencari pembenaran diri, mencari alasan-alasan yang kira-kira dapat kita jadikan hujah atas ketidakhadiran kita dalam jamaah sholat ini. Di samping itu, ada kenyataan bahwa kita lebih bisa profesional dalam urusan dunia tetapi untuk urusan ibadah seringkali kita tidak bisa profesional. Kita merasa cukup dengan mengandalkan orang lain. Kalau orang lain sudah mendirikan sholat berjamaah, maka cukuplah. Kira-kira demikian alasan sebagian di antara kita.
Atau jangan-jangan sepinya barisan sholat berjamaah di masjid-masjid gara-gara kita masih merasa bahwa status keduniaan kita menghalangi kita membangun jamaah dengan jamaah lain yang cuma pegawai rendahan. Atau justru kita merasa bahwa bokong kita masih kurang cantik untuk mengatasi wajah kita yang elok. Kalau ini yang menghalangi kita mendatangi jamaah sholat yang didirikan, marilah kita tertawakan diri atas kebodohan kita ini.
Terakhir, marilah kita biasakan ruku’ bersama orang-orang yang ruku’ agar terbiasa hati kita menghapus semua kebesaran diri dan mengikrarkan bahwa yang besar hanyalah Allah. Allahu Akbar.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya