Hallo teman-teman, saya ingin sedikit berbagi cerita dengan kalian tentang pengalaman pribadi yang saya rasa ini sangat sering dialami setiap orang. Namun saya rasa tidak semua orang memiliki kepekaan untuk membaca pengalaman hidupnya (bukan berarti saya memiliki hal itu lho he...3x). Namun kita semua berharap kita bisa sensitif dengan apa-apa yang telah kita jalani. Nah... begini ceritanya...
Bermula ketika saya akan mengikuti sebuah sidang karya ilmiah, kebetulan saya terkena jadwal yang kedua. Ketika sedang menyaksikan penampilan teman yang maju lebih dulu, saya menyaksikan para penguji satu per satu melakukan eksekusi terhadap tiap lembar hasil penelitian yang dibuat oleh teman saya ini. Kesalahan demi kesalahan mulai ditemuakan disana-sini. Keritikan dan masukan mulai silih berganti keluat dari tiap penguji, mulai dari yang lemah-lembut dan menyejukkan sampai yang begitu menekan hati. Saat itu terbetik dalam hati saya "ah... seandainya saya yang di situ tidak mungkin akan separah itu". Perasaan bangga mulai terbetik satu-demi satu dalam hati, membuat hatiku berbunga-bunga dibuatnya.
Setelah selesai peserta pertama, maka tibalah giliran yang kedua, yaitu saya. Setelah melakukan persentasi secukupnya, mulailah para penguji mengintrogasi tiap apa yang telah saya buat. Satu persatu koreksi dari mereka keluar bagaikan air terjun yang langsung menghujam dan membasahi ruang hati. Tanpa diduga ternyata apa yang saya miliki disoroti lebih tajam dari peserta berikutnya. Yang lebih mengejutkan lagi, ada beberapa poin dalam persentasi yang saya anggap itu merupakan kata-kata yang keluar tampa disengaja (keceplosan gitu) menjadi bahan untuk mengobrak-abrik hasil karya ilmiah yang saya buat. Akhirnya, selesai dengan peringkat yang setandar, jauh di bawah peserta sebelumnya yang saya anggap sangat banyak kesalahannya. Dalam hati saya berucap "yah.. sudahlah, namanya juga pengalaman hidup". Namun dalam perjalanan pulang tiba-tiba saya tersentak, teringat tadi ketika sebelum maju ada terbetik dalam hati yang paling dalam perasaan lebih baik dari orang lain, Astaghfirullohaladzim..... ternyata ini teguran dari Yang Maha Cinta Kasih, Alhamdulillah Allaoh telah mengingatkan diri ini dari sebuah sikap tercela yang sangar berbahaya, sekalipun hanya sebedsar kuman di tengah lautan dan letaknya di dalam hati yang paling dalam. Semoga ini bisa menjadi renungan kita semua, amiin.....
setiap kejadian pasti ada hikmahnya mas, sabar ya :)
ReplyDelete