“Dari salon, habis di-rebonding, Pak Ajengan,” jawabnya sambil menunduk. Sementara jarinya mengelus-elus rambut lurusnya yang terurai.
“Rebonding itu bagaimana?” tanya ajengan saraya kulit dahinya hampir saja melipat.
“Rambutnya dilurusin, Pak Ajengan, seperti ini,” jawabnya sambil menggerakkan kepalanya, sehingga rambutnya terlempar, seperti di iklan sampo.
“Oooh,” ajengan manggut-manggut.
Suatu hari, Ajengan Rijaludin memimpin sembahyang Magrib. Sebelum takbiratil ihram, ia menghadap makmun. “Tolong, shafnya di-rebonding!” sambil membenarkan pecinya.
(Abdullah Alawi/nu.co.id)
No comments:
Post a Comment
Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya