Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Thursday, December 26, 2013

Jujur itu Membahagiakan

Seorang ayah sedang berusaha membuka buah durian. Agar tangannya terlindungi dari goresan duri, ia menggunakan kaos kaki pada kedua tangannya. Melihat hal itu anak laki-lakinya berkata, "Ayah, itu kaos kaki aku, bukan untuk membuka durian!". Mendengar ungkapan protes anaknya, sang ayah berkata, "Wah, ayah kira ini lap". Anak itu kemudian pergi dan membawa lap. "Ayah ini lap, itu kaos kaki aku!".
Seorang ayah sedang berada di hadapan komputer bersama anaknya. Tak lama kemudian telepon selulernya berdering, lalu bercakap-cakap. Temannya itu menanyakan apa yang sedang dilakukannya. Ayah anak itu berkata bahwa dia sedang membuat program komputer. Tak lama kemudian teleponnya ditutup. Anak laki-laki yang memperhatikan ayahnya berkata, "Ayah seharusnya mengatakan bahwa ayah sedang main game bukan sedang membuat program". Lalu anak itu meminta ayahnya untuk menelpon lagi temannya dan mengatakan yang sebenarnya.
Dua kisah nyata di atas, sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak usia dini dimana pun secara fitrah cenderung mengatakan apa adanya. Sedangkan orang dewasa dengan berbagai alasan kadang tidak berkata sesuai fakta. Dalam beberapa kasus, orang  dewasa melakukan hal itu karena pembelaan diri, seperti pada kisah pertama di atas.
Lalu apa akibatnya yang terjadi pada si anak. Tentu saja anak akan belajar dari peristiwa dan pengalaman sehari-hari. Pada kisah kedua, sang ayah bersedia meralat ucapannya pada temannya, si anak akan belajar bahwa terkadang manusia melakukan kesalahan dan bisa meminta maaf. Namun jika orang tua tidak mau atau berat untuk meralat, maka anak akan belajar bahwa terkadang kita bisa menjawab tidak sesuai fakta. Itu adalah awal pelajaran ketidakjujuran,, dan jika seri ng terjadi akan membentuk karakter pembohong.
Orang tua memang harus menanamkan kewibawaan, namun kewibawaan itu harus berdiri di atas kebenaran, jangan sampai kewibawaan itu berdiri di atas ketidakjujuran.
Sumber : Majalah Suara Hidayatullah edisi November 2013

No comments:

Post a Comment

Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya