Assalamu'alaikum ... Selamat Datang ... Semoga Blog Ini Bisa Memberi Manfaat ... Jangan Bosan Untuk Kembali lagi ^_^

Saturday, January 17, 2009

Sholat Tahajjud dan Kesehatan

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya
mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi
juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil penelitian
Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunah itu bisa
membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda
melakukannya secara rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda
terbebas dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh. Ayah dua anak itu
bukan'tukang obat' jalanan.Dia melontarkan pernyataanya itu dalam
desertasinya yang berjudul 'Pengaruh Sholat tahajjud terhadap
peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu
Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil
meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca
Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya Selasa pekan lalu.

Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah
salat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara
kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu
menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi
positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk
menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan
status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia
menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan,
kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat
masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya
soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran. Ikhlas yang
selama ini dipandang sebagai misteri,dapat dibuktikan secara
kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, lanjut
Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah
hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter.
Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00 normalnya antara
69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa
diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan.
Begitu sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang
membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam)
semata-mata dogma atau doktrin.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41
responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah,
Surabaya.Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan
sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19
siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai
pukul 02-00-3:30! sebanyak 11* rakaat, masing masing dua rakaat empat
kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka
diukur di tiga laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan
Klinika). Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin
bertahajjud secara ikhlas berbeda dengan orang yang tidak melakukan
tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan
tubuh dan kemampuan individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang
dihadapi dengan stabil. "Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah,
juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi
kontrol kognisi.

Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang
efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari
stress,"Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahajjud yang
dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak
terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang
kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.
Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan, sholat tahajjud
yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh
yang baik.

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui
semua rahasia atas rahmat, nikmat,anugrah yang diberikan oleh ALLAH
kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita???????

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa
keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Ia amat kagum
dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal
fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam
dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu ia telah
membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an"
Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang
digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa,
madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor
tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan,
terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki
oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang
cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal. Setelah membuat kajian
yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan
memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang
tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan
darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan
memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang 5 waktu yang
diwajibkan oleh Islam.

Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak
menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang
secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian
manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya"
karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah
dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak
bersembahyang apalagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka
berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan
mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara
normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak
segan-segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah
kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan
dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena
otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak
heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat
ini.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang sopan dan bijaksana cermin kecerdasan pemiliknya